Malang Raya
Beberapa Pedagang Pilih Bertahan di Pasar Merjosari Kota Malang, Alasannya Begini
Petugas sudah mulai membongkar beberapa toko dan kanopi toko di Pasar Merjosari, Kota Malang pada Sabtu (8/4/2017).
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com, MALANG - Petugas sudah mulai membongkar beberapa toko dan kanopi toko di Pasar Merjosari, Kota Malang pada Sabtu (8/4/2017).
Pantauan Surya Malang, yang telah dibongkar itu baru toko konveksi di deretan toko komoditas kering di dekat tempat parkir.
Ada lagi sebuah toko di dalam, dekat blok lapak penjualan sayur. Meski demikian, pembongkaran belum selesai semua.
Material yang dibongkar itu kemudian ditempatkan di truk Dinas Perdagangan Kota Malang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan pembongkaran dilakukan di tempat usaha yang sudah kosong.
"Penghitungan oleh tim penaksir sudah selesai. Jadi toko-toko yang sudah kosong akan dibongkar," ujar Wahyu, Sabtu (8/4/2017).
Meski ada beberapa toko dibongkar, begitu juga kanopi pasar, beberapa pedagang yang ditemui Surya masih memilih bertahan.
Mereka tidak pindah karena tidak memiliki tempat usaha di Pasar Terpadu Dinoyo (PTD). Padahal mereka merupakan pedagang dari Pasar Dinoyo lama.
Ny Sujiati, seorang pedagang ikan dan lauk kering di Pasar Merjosari, mengaku sudah 12 tahun berdagang di Pasar Dinoyo. Ketika diminta pindah ke pasar sementara, ia bersama ratusan pedagang berpindah ke Merjosari.
"Lalu Pasar Dinoyo dibangun oleh swasta. Saya memberikan uang jadi untuk tempat baru sebesar Rp 4 juta dan kartu kuning (kartu tanda berjualan yang dikeluarkan Dinas Pasar,red) milik saya diambil.
Terus diundi, dan saya dapat di lantai atas," ujar Sujiati kepada Surya, Sabtu (8/4/2017).
Tempat di lantai dua, lanjutnya, tidak cocok untuk komoditas yang dia jual. Ia juga khawatir tokonya sepi karena di lantai dua.
"Dan ternyata akhir-akhir ini harga tempatnya mahal, ratusan juta. Dapat uang dari mana, jadi saya tidak beli. Uang tanda jadinya hangus. Saya bertahan di sini saja," ujarnya.
Sedangkan Ny Siti Khodiyah, penjual sepatu sandal juga tidak mau berkemas karena tidak memiliki tempat di PTD.
Seperti Sujiati, perempuan asal Dinoyo ini merupakan pedagang lama. Sejak tahun 1974, ia sudah berjualan di Pasar Dinoyo.