Jombang

Percakapan Terakhir Cerly Aurelia sebelum Jatuh dari Ketinggian 100 Meter di Kota Batu

Kesya berlahan mendekat memeluk tubuh Cerly yang terbujur kaku tertutup kain warna cokelat sembari menangis tersedu-sedu.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: yuli
mohammad romadoni
SEMASA HIDUP - Cerly Aurelia meninggal dunia dalam usia 18 tahun. Jenazah atlet paralayang itu tiba di rumah duka, Dusun Gedang, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Selasa (12/6/2018) pukul 17. 45 WIB. 

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Tangisan histeris mengiringi kedatangan jenazah Cerly Aurelia (18), atlet paralayang asal Jombang yang tewas lantaran terjatuh dari ketinggian 100 meter saat main paralayang di Gunung Banyak, Kota Batu.

Kakak korban, Kesya Andiany, tidak kuasa menahan haru ketika mobil ambulans pengantar jenazah adiknya tiba di rumah duka, Dusun Gedang, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Selasa (12/6/2018) pukul 17. 45 WIB.

Tidak terasa wajahnya pun berlinang air mata saat melihat jenazah Cerly Aurelia dibopong warga masuk ke dalam rumahnya.

Kesedihannya semakin memuncak di kala melihat jenazah korban sudah berada di atas dipan kayu berada di ruang tamu.

Kesya berlahan mendekat memeluk tubuh Cerly yang terbujur kaku tertutup kain warna cokelat sembari menangis tersedu-sedu.

Dia menangis histeris mengusap-usap tubuh adiknya sembari memangil korban.

"Dik ini aku kakak kamu, ya Allah kok jadi seperti ini," kata Kesya sembari sesenggukan menahan tangisnya.

Kesya begitu terpukul mendapati adiknya pulang dalam kondisi meninggal dunia. Saking sayangnya dia sempat membuka kain yang menutup wajah adiknya itu.

Dia terus menangis sambil mencium wajah adiknya yang sudah tiada itu.

Kerabat dekat hingga sabahat sekolah korban yang berada di ruangan itu turut larut merasakan duka mendalam terkait kepergian korban secara tiba-tiba itu.

Sejumlah tetangga takziah di rumah duka berupaya menenangkan pihak keluarga yang dirundung duka agar ikhlas melepas kepergian korban.

Jenazah korban disucikan di depan rumah oleh warga setempat. Rencananya, korban akan dimakamkan di area pemakamam umum tidak jauh dari rumahnya.

Kesya Andiany menceritakan pihak keluarga perlu kejelasan terkait kronologi kejadian kecelakaan saat latihan Paralayang yang merenggut nyawa adiknya.

Mereka mempertanyakan tentang standar keamanan khususnya pada pelatih saat melatih korban paralayang di Gunung Banyak, Kota Batu.

"Kami ingin tahu yang sebenarnya terjadi sehingga menimpa adik saya," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved