Jendela Dunia

Polisi Sukses Menangkap Buronan Berkat Jumlah Like di Facebook, Kisahnya Viral & Menyatukan Netizen

Seorang buronan bernama Jose Simmons menyerahkan diri ke polisi lantaran like di Facebook sudah mencapai puluhan ribu

Editor: eko darmoko
Facebook
Jose Simmons buronan asal Amerika Serikat ditangkap polisi karena jumlah like di Facebook 

SURYAMALANG.COM - Keberhasilan polisi menangkap seorang buronan terjadi karena peran media sosial Facebook.

Seorang buronan bernama Jose Simmons menyerahkan diri ke polisi lantaran like di Facebook sudah mencapai puluhan ribu.

Jose Simmons merupakan buronan di Connecticut, Amerika Serikat (AS), diciduk polisi karena jumlah like di Facebook.

Jose Simmons menjadi buruan Kepolisian Torrington atas tujuh dakwaan karena tidak hadir di sidang.

Jadi Mei lalu, polisi pun mengunggah poster buronan di Facebook.

Dilansir Oddity Central Kamis (20/6/2019), Simmons pun mengomentari unggahan itu dengan berkata dia bakal menyerahkan diri jika mendapat 20.000 like.

Polisi kemudian mencoba menawar dia harusnya bisa ditangkap jika mendapat 10.000.

Akhirnya setelah melalui tawar-menawar, mereka pun sepakat di angka 15.000.

Segera saja orang-orang mulai membagikan unggahan itu sehingga menjadi viral dan menarik perhatian media setempat untuk memberitakan buronan 29 tahun itu.

Dari viral inilah kemudian netizen bersatu dan 'merelakan' jempolnya untuk memberikan like pada postingan tersebut.

Akhirnya setelah viral, angka like di unggahan Polisi Torrington pun mencapai 15.000.

Namun Simmons ternyata tak kunjung muncul hingga hari-hari pun berlalu.

Akhirnya pada Rabu kemarin (19/6/2019), dia menelepon Kepolisian Enfield guna menjemputnya.

Proses penangkapannya pun dilaporkan berlangsung dengan lancar.

Simmons pun berada dalam penahanan dengan empat dakwaan gagal hadir di persidangan tingkat pertama dan tiga dakwaan gagal hadir di sidang tingkat kedua.

Polisi menetapkan uang jaminan penahanannya di angka 30.500 dollar AS, atau sekitar Rp 432,4 juta.

Dia juga saat ini dipersiapkan hadir dalam sidang.

Ketika dia memutuskan menelepon polisi guna mengumumkan penyerahan diri, unggahan di Facebook Kepolisian Torrington dilaporkan sudah mencapai 29.000 like.

Facebook
Facebook (IST)

Siswa SMA Jadi Buronan Dunia

Viral di Facebook, siswa SMA jadi buronan dunia usai laporkan grup Facebook hingga ramai jadi sorotan netizen. 

Bahkan siswa SMA yang tengah jadi buronan itu dihargai $1300 oleh Australia bagi siapapun yang bisa menangkapnya sebab beberapa media Internasional menyebut hal ini menimbulkan dampak yang luar biasa.

Selengkapnya berikut kronologi siswa SMA bisa jadi buronan dan membuat heboh dunia maya hingga viral di Facebook.

1.  Siswa SMA mengaku IReC 

Dikutip dari Medium.com, kasus ini terjadi gara-gara sang siswa yang mengaku sebagai anggota dari Indonesian Reporting Commision (IReC) melaporkan grup Faceboook Crossovers Nobody Asked For (CNAF), Non Sense Memes dan beberapa grup lainnya.

Akibat laporan IReC, grup meme Facebook CNAF akhirnya dihapus paksa oleh pihak Facebook pada tangga 13 Mei 2019.

CNAF sendiri merupakan salah satu grup meme Facebook terbesar yang berisi lebih dari 500.000 member aktif.

Dikutip dari Papermag.com, beberapa grup yang serupa dengan CNAF juga dikabarkan ikut dihapus paksa oleh Facebook.

2. Para member marah 

Hal ini sontak memberikan kemarahan bagi para member dan beberapa netizen yang senang dengan konten di grup meme tersebut.

Dikutip dari situs Know Your Meme, para netizen yang marah diketahui berhasil menemukan dalang di balik penghapusan grup tersebut.

Tak hanya nama, salah satu netizen dari Indonesia bahkan sampai berhasil membongkar keseluruhan identitas sang pelapor.

3. Admin bongkar identitas siswa SMA

Admin IReC tersebut diketahui berasal dari Tangerang berinisial MS dan masih berusia 18 tahun.

Dipantau Grid.ID dari beberapa grup Facebook, data pribadi MS kemudian disebar-luaskan habis-habisan dan dirinya dibully secara virtual hanya gara-gara perbuatannya melaporkan sebuah grup meme.

4. Dampak tindakan siswa SMA

Alasan para netizen ini marah ternyata tidak sembarangan.

Gara-gara aksi nekat MS, grup meme kecil serupa ramai-ramai memutuskan untuk mengubah settingnya ke privasi atau rahasia dan mengeluarkan beberapa profil yang ketahuan berasal dari Indoneisa.

Tak hanya grup konten meme, di beberapa grup lain dengan konten pendidikan maupun grup untuk para pekerja lepas juga melakukan hal yang sama.

Beberapa netizen Indonesia mengaku kalau dirinya sampai kehilangan pekerjaan mereka sebagai pekerja lepas gara-gara dikeluarkan dari grup-grup tersebut.

5. Siwa SMA rawan kena persekusi

MS pun menjadi rawan terkena persekusi karena data pribadi termasuk nama keluarga, data kependudukan, alamat rumah, hingga tempat dia bersekolah sudah tersebar luas.

Semenjak kasus ini menjadi viral dan memicu kemarahan, sebuah page yang berjudul Teman-Teman Bulu Burung (TTBB) mengaku berusaha menemui MS dan mengamankannya dari persekusi nyata.

Salah satu netizen yang ikut merasakan imbas kasus MS (Tangkap layar Facebook)
TTBB mengaku sudah menemui MS dan keluarga mengenai hiruk pikuk yang terjadi dan berusaha menjadi penengah terkait kasus ini.

6. Pengakuan Siswa SMA

Hal ini dilakukan karena kabarnya MS benar-benar sudah menjadi buronan dan disebut ada netizen dari Mexico yang siap menambah imbalan 1000 dollar Amerika bagi siapapun yang bisa menemukan MS.

Hingga saat ini belum diketahui persis terkait kebenaran imbalan buronan tersebut.

Dikutip dari unggahan Facebook TTBB, MS telah mengakui kalau kejadian ini merupakan hasil dari aksinya menghapus grup meme tersebut.

Bahkan MS sudah membuat surat permohonan maaf yang dibubuhi dengan materai bertanda tangan hasil dari negosiasinya dengan pihak TTBB.

Berdasarkan beberapa anggota yang menemui MS secara langsung, siswa berusia 18 tahun tersebut mengaku dirinya melaporkan beberapa grup meme facebook raksasa karena dianggap mengandung postingan SARA.

7. Tetap membuat geram netizen 

Meski dengan alasan seperti itu, para netizen sepertinya masih marah dengan aksi MS.

Hal ini dikarenakan dampak yang terjadi bagi beberapa netizen Indonesia yang mulai dianggap sebagai warganet 'toxic'.

Sementara itu menanggapi hal ini, beberapa netizen justru membuktikkan kalau sistem yang dimiliki Facebook maupun sosial media lainnya masih belum layak dan terkesan sepihak.

Pasalnya, pelaporan sepihak tersebut tidak ditanggapi pihak Facebook secara menyeluruh.

8. Video klarifikasi janji diunggah

Dikutip dari The Verge, kejadian ini sama seperti saat tragedi penembakan Christchurch.

Saat itu bahkan karya maupun postingan yang mengilustrasikan rasa duka juga dihapus oleh pihak Facebook secara sepihak.

Itu sebabnya beberapa grup Facebook terkena imbas dari aksi MS dan berusaha untuk menutup grup secepat mungkin sebelum terkena dampak hapus paksa.

Hingga berita ini dibuat, masih banyak rumor atau kabar burung yang beredar dari beberapa oknum yang memanfaatkan kasus ini.

Meski beberapa grup sudah kembali, pihak TTBB berjanji tetap akan mengunggah video klarifikasi dari MS di halaman Facebooknya guna menyelesaikan dan menghentikan kegaduhan ini.

Kini, kasus ini disebut para netizen seluruh dunia sebagai 'The Great Zuccening of 2019'.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved