Kabar Lamongan

Cerita di Balik Surat Pemuda Lamongan Gantung Diri, Siapa Mbak Ida? Kakak Korban Singgung Soal Cinta

Cerita di balik surat pemuda lamongan yang tewas gantung diri jadi misteri, siapa Mbak Ida? kakak korban singgung soal cinta dan sifat asli adiknya.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/kolase Tribun Solo/Tribunnews.com
Cerita di Balik Surat Pemuda Lamongan Gantung Diri, Siapa Mbak Ida? Kakak Korban Singgung Soal Cinta 

2. Kebebasan

Ilustrasi bunuh diri
Ilustrasi bunuh diri (Tribunnews.com)

Hidup terasa tidak mudah ketika kita mendengar suara-suara di kepala yang mengatakan bahwa kita tidak seharusnya berada di planet ini bersama orang-orang ini.

Pikiran beracun ini sebenarnya dapat disebabkan oleh hal-hal terkecil yang terjadi dalam kehidupan.

Misalnya ketika Moms membawa cucian dari satu kamar ke kamar lain, namun dalam perjalanan Moms tak sengaja menjatuhkan pakaian itu.

Untuk seseorang yang tidak memiliki keinginan bunuh diri, itu bukanlah suatu masalah.

Tetapi bagi seseorang yang memiliki pemikiran beracun, itu bukan sesuatu yang sepele.

Mereka akan berpikir, "Saya sangat tidak layak hidup jika saya tidak bisa melakukan ini dengan benar" atau "Saya bahkan tidak mampu melakukan ini" dan seterusnya.

Michael Fitzjohn, penulis untuk situs Quora yang sempat ingin bunuh diri pun membagikan ceritanya.

"Mengalah pada stres itu ada di dalam pikiran seseorang ketika mereka berpikir bunuh diri adalah ide yang bagus.

"Nyeri menyerang otak Anda. Anda ingin berhenti. Anda pikir orang-orang di sekitar akan lebih baik tanpa Anda. Seseorang yang berpikir jika bunuh diri ide bagus memiliki momen yang sangat tenang sebelum mereka mencoba bunuh diri." tuturnya.

Orang dengan pikiran ingin bunuh diri cenderung melihat kebebasan saat membunuh diri mereka sendiri.

Mereka bebas dari kesepian, rasa sakit, juga pikiran-pikiran buruk yang terus menghantuinya.

Mereka tidak pernah tahu bahwa menjalani hidup sepenuh hati adalah hal yang membuat mereka benar-benar bebas.

3. Kehilangan kepercayaan

Ilustrasi bunuh diri
Ilustrasi bunuh diri (Tribun Pontianak )

Kisah lain juga datang dari Sean Karp, seorang martial artist yang juga menulis di situs Quora.

"Ketika saya masih muda, saya mencoba bunuh diri. Saya berbicara tentang hal itu sebelumnya dan ketika mencoba melakukannya namun gagal."
Karp kemudian dikirim ke lembaga kesehatan mental, tetapi tidak membantu.

"Berada di lembaga kesehatan mental 'mengajarkan' saya untuk berbohong, untuk tetap menyembunyikan rasa sakit karena tidak ada yang ingin membantu Anda," tulisnya.

Ketika dewasa, Karp dikirim lagi ke lembaga kesehatan mental untuk menjaga dirinya tetap aman, dan kali ini ia kehilangan banyak barang miliknya.

"Kondisi ini mengajari saya untuk tidak berbicara, tidak pernah curhat, tidak pernah membiarkan siapa pun tahu jika saya merasa ingin bunuh diri, karena apa pun solusi mereka untuk menghentikan saya bunuh diri, itu akan lebih buruk daripada kematian," tulisnya.

"(Orang yang hendak bunuh diri) tidak berbicara karena mereka tidak dapat mempercayai Anda atau siapa pun untuk tidak menghentikan mereka, karena kebutuhan dan rasa ketakutan Anda sendiri."

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved