Tempo Doeloe
Dari Kubwan Jadi Kebun, dan Lenyapnya Kebun Terakhir di Kota Malang Berkat Proyek Jalan Tol
Dari Kubwan Jadi Kebun, dan Lenyapnya Kebun Terakhir di Kota Malang Berkat Proyek Jalan Tol. Esai panjang oleh arkeolog-cum-sejarawan Dwi Cahyono.
TOPONIMI "KEBON AGUNG", TENGARA GEMAH RIPAH KALA LALU
Turi-turi putih,
di tandur nang kebon agung 2X.
Cleret tibo nyemplung,
mbok kiro kembange opo?
Mbok kiro, mbok kiro,
mbok kiro kembange opo?
Kembang-kembang ........
Oleh : M Dwi Cahyono, dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang (UM)

A. Gambaran Kuno "Kebun Agung"
Ada gambaran ekologis di balik toponimi "Kebon Agung", yaitu : kebun (kebon) yang luas (agung), dan tengara yang tersirat di dalamnya adalah pencapaian apa yang oleh orang Jawa diistilahi dengan "gemah ripah". Kalimat lengkapnya adalah "gemah ripah loh jinawi".
Kebon bukanlah sekedar tanah yang luas, bukan pula berupa "lahan tidur". Kebun adalah "lahan bangun", yakni lahan yang memperoleh sentuh budaya, menjadi lahan budidaya buat tanaman.
Dalam bahasa Jawa Kuna dan Jawa Tengahan, kebon (kebun) diistilahi dengan "kubwan", yakni kata jadian yang berkata dasar "kubu" dan akhiran "an".
Secara harafiah, kata "kubwan" menunjuk arti: kebun (Zoetmulder, 1995: 525 ). Istilah ini antara lain kedapatan dalam kitab Brahmanapurana (111), Bhomakawya (40.3), Sutasoma (9.3), Lubdaka (2.6), dan Tantupanggelaran (70).
Terkadang pula disebut "kubon (kubu-an)" atau repetisinya menjadi "kubon- kubon". Istilah "kubwan" lantas berubah menjadi "kubon", kemudian menjadi "kebon", dan kini ditulis dengan "kebun". Kalau mau lebih singkat, cukuplah diucap "bon" saja.
Kata "kubwan" yang lantas berubah menjadi "kebon" ini diserap ke dalam bahasa Indonesia serta sedikit mengalami perubahan menjadi "kebun", dalam arti: (1) sebidang tanah yang ditanami pohon musiman, (2) tanah Luas yang ditanami kopi, karet, dsb (KBBI, 2002: 521).
Sebagai istilah teknis di dalam ranah pertanian, kebun didefinisikan sebagai: sebidang lahan, biasanya di tempat terbuka, yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia, yang khususnya merupakan tempat tumbuh tanaman.
Pengertian kebun tersebut bersifat umum, karena lahan yang ditumbuhi tumbuhan secara liar juga dapat disebut kebun, asalkan berada pada wilayah permukiman. Kebanyakan areal perkebunan masuk ke dalam kategori lahan kering (dry field), yang bersifat tadah hujan.
Kata "kebun (kebon) " biasa diikuti dengan kata lain menjadi kata gabung, semisal "kebun binatang, kebun rojo (bonrojo), kebun dalem (bon dalem)," dsb.
Seringkali juga diikuti dengan nama tananan yang dibudidaya pada kebun itu, menjadi sebutan seperti " kebon jeruk, kebon kacang, kebon nanas, kebon sirih, kebon salak, dsb.", yang dijumpai sebagai nama-nama desa atau kelurahan di DKI Jakarta.