Kota Batu
Tim Susur Sungai Brantas Temukan Patirtan Kuno, Diduga dari Masa Kerajaan Kanjuruhan Abad 7 Masehi
"Ada patirtan, padusan dari abad ketujuh. Abad ketujuh itu ya Kerajaan Kanjuruhan,” kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant.
Penulis: Benni Indo | Editor: yuli
“Banyak temuan tapi belum bisa diceritakan. Takut barangnya diambil. Ada patirtan, padusan yang berasal dari abad ketujuh. Abad ketujuh itu ya Kerajaan Kanjuruhan,” kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan.
SURYAMALANG.COM, BATU - Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan, mengatakan banyak temuan situs sejarah di sepanjang tepi Sungai Brantas mulai Cangar di Kota Batu hingga Kampung Warna-warni di Kota Malang.
Hal itu dikatakan Raymond setelah adanya program Susur Kali Brantas yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I dan beberapa pihak lainnya.

“Satu hal yang kami tambahkan dan tidak ditemui di tempat lain adalah kami melakukan pemetaan artefak di sepanjang situs sungai,” ujar Raymond, Jumat (15/11/2019).
Namun Raymond belum bisa menjelaskan kepada publik titik-titik situs yang ditemukan. Kerahasiaan itu bertujuan menjaga kondisi situs.
“Banyak temuan tapi belum bisa diceritakan. Takut barangnya diambil. Ada patirtan, padusan yang berasal dari abad ketujuh. Abad ketujuh itu ya Kerajaan Kanjuruhan,” ujarnya.
Dari hasil temuan itu, Perum Jasa Tirta I akan koordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Trowulan, Mojokerto.
“Tapi ini masih awal sekali. Sudah ada informasi masuk,” terang Raymond.
Lazim diketahui, hulu atau sumber pertama Sungai Brantas berada di kaki Gunung Arjuno wilayah Kota Batu. Lokasi persisnya di Arboretum Sumber Brantas, Cangar. Sedangkan di bagian atas wilayah itu terdapat juga sumber air panas yang terkenal sebagai tujuan wisata.
• Susur Sungai Brantas Mulai Kota Batu sampai Malang, Ternyata Banyak Mata Air yang Belum Mati

Perum Jasa Tirta I selaku BUMN Pengelola Sumber Daya Air bersama beberapa organisasi masyarakat dan komunitas lingkungan hidup di Malang Raya melaksanakan kegiatan Susur Sungai Brantas.
Kegiatan itu sudah berlangsung sejak Senin (11/11/2019) hingga Jumat (15/11/2019). Susur Sungai Brantas 2019 dilaksanakan secara kolaboratif oleh berbagai pihak dari lintas sektor.
“Fokusnya memotret Sungai Brantas. Sebagai sungai terpanjang, 320 Km, ada 17 juta warga di wilayah sungai. Jumlahnya sama seperti penduduk Belanda,” ujar Raymond saat ditemui di Arboretum Cangar.
Diterangkan Raymond, saat ini problem yang dihadapi Sungai Brantas adalah banyaknya tekanan seperti sampah.
Kata Raymond, sampah-sampah yang menghiasi Sungai Brantas banyak berasal dari limbah domestik, yakni dari rumah tangga.
• Situs Purbakala Diduga Bagian Candi Ditemukan di Merjosari Kota Malang, Kerajaan Kanjuruhan?
Dalam kegiatan Susur Sungai Brantas, Perum Jasa Tirta I melakukan dokumentasi pemotretan dari udara dan rafting selama tiga hari terakhir. Penyusuran dimulai dari Kota Batu hingga berakhir di kawasan Kampung Warna Warni, Kota Malang.