Nasib Menyedihkan Bayi Lahir dari Ibu Terjangkit Virus Corona di Wuhan, Dipaksa Keluar dari Plasenta
Nasib Menyedihkan Bayi Lahir dari Ibu Terjangkit Virus Corona di Wuhan, Dipaksa Keluar dari Plasenta
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Dikutip dari Kompas.com, seperti yang dialami oleh dokter di Wuhan, kota asal penyebaran virus corona.
Dia mengaku belum pulang ke rumah selama dua pekan.
Selain itu, dia juga tengah menjalani giliran jaga malam, di mana terdapat 150 pasien tengah mengantre untuk mendapat perawatan.
"Seluruh pasien gelisah. Beberapa orang bahkan menjadi putus asa karena harus menunggu hingga herjam-jam," ucapnya dikutip SCMP Sabtu (1/2/2020).
Dia mengaku sangat khawatir sebab dia mendengar, salah satu pengantre yang terlalu lama menunggu sudah mengatakan siap menikam tim medis.
"Saya begitu gelisah. Membunuh kami tidak akan mengurangi jumlah antrean, bukan?" kata dokter yang tidak disebutkan namanya itu.
Kekhawatirannya beralasan. Sebab pada Rabu (30/1/2020), dua dokter di Rumah Sakit Keempat Wuhan dilaporkan disiksa oleh salah satu keluarga pasien.
Bahkan berdasarkan laporan harian China Beijing Youth Daily, pakaian pelindung salah satu dokter itu dirobek di area yang terinfeksi.
Dokter itu melanjutkan, emosi publik menjadi labil karena rumah sakit sudah mencapai kapasitas maksimum sejak infeksi virus corona menjadi masif pada awal Januari.
"Banyak yang tidak mendapat tempat tidur. Namun apa yang bisa kami lakukan?" tanyanya seraya menambahkan, tim medis begitu kelelahan.
Sebab mereka bekerja tanpa henti. Bahkan di tengah malam, jam kerja mereka begitu padat. "Kami dikelilingi pasien yang terus batuk di samping kami," ungkapnya.
Pada Sabtu waktu setempat, pemerintah pusat mengumumkan bahwa virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan, Wuhan, itu sudah membunuh 259 orang.
Kemudian hampir 12.000 orang terinfeksi, membuat patogen dengan kode 2019-nCov itu melampaui catatan wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.
Di Kamis (30/1/2020), Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat karena menyoroti kemungkinan virus itu menjangkiti negara dengan sistem kesehatan lemah.