Fakta Lain Isu Benda Purbakala Sebesar Candi Borobudur di Gunung Arjuna, Ternyata Ditemukan 10 Situs
Fakta Lain isu benda Purbakala sebesar Candi Borobudur di Gunung Arjuna, ternyata sudah ditemukan 10 situs sebelumnya.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Setelah terbangun dari pertapaannya, kemudian Semar memberikan nasihat kepada Arjuna untuk tidak meneruskan pertapaannya.
Dunia kembali tentram, gunung yang dijadikan tempat pertapaan Arjuna diberi nama dengan serapan dari namanya, yaitu Arjuno dan puncaknya yang dipotong Semar diberi nama gunung Wukir.
Demikian adalah asal-muasal nama gunung Arjuno, diambil dari nama salah seorang tokoh wayang yang melegenda, yaitu Arjuna.
Mitos
Seperti kebanyakan gunung, Arjuno juga menyimpan mitos dan ceritanya sendiri.
Gunung Arjuno menjadi salah satu gunung yang kerap menjadi bahan pembicaraan karena berbagai cerita mistisnya.
Selain itu, Gunung Arjuno juga dipercaya memiliki banyak tempat petilasan sehingga terdapat berbagai pantangan.
Di kawasan Gunung Arjuno memang terdapat cukup banyak petilasan peninggalan Kerajaan Majapahit dan Singasari.
Menurut mitos, petilasan tersebut digunakan oleh orang zaman dulu untuk melakukan ritual atau pertapaan.
Tidak hanya itu, banyak juga yang memercayai bahwa petilasan itu dijaga oleh anak Arjuna dan Bathari Dresnala, yaitu Bambang Wisanggeni.
Masyarakat percaya, bahwa orang yang melakukan pertapaan itu adalah moksa atau menghilang dengan jasadnya.
Orang-orang yang moksa tersebut dipercaya oleh masyarakat masih berada di tempat itu untuk menjaganya sampai waktu yang tidak diketahui.
Pasar Setan atau Pasar Dieng di Gunung Arjuno juga memiliki cerita mistisnya sendiri.
Pasar Setan itu terletak pada area yang sangat luas dan datar.
Di lokasi tersebut juga terdapat beberapa makam.
Beredar cerita dari para pendaki Gunung Arjuno bahwa mereka mendengar suara ramai seperti ketika sedang berada di sebuah pasar.
Tidak hanya itu, kabarnya dulu juga ada pendaki yang berkeliling Pasar Setan dan membeli sebuah jaket.
Keesokan harinya, ketika ia bangun ternyata wilayah sekitarnya sangat sepi dan tidak ada tanda bekas pasar.
Namun jaket yang ia beli di pasar itu masih ada, sedangkan uang kembalian dari pedagang pasar berubah menjadi daun.
Tempat lain yang tidak kalah mistisnya adalah Alas Lali Jiwo.
Dalam Bahasa Indonesia, Alas Lali Jiwo berarti hutan lupa diri.
Sebelum mencapai puncak, setiap pendaki akan menemukan tempat ini.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika seseorang memiliki niat jahat ketika melewati Alas Lali Jiwo, maka ia akan dibuat tersesat dan lupa diri.
Sedangkan para ahli spiritual mengatakan bahwa daerah tersebut memang dihuni oleh banyak mahluk halus dan para jin.
Beberapa pendaki juga mengaku pernah mendengar suara gamelan yang kemudian menghilang.
Mitos terakhir yang paling populer adalah terkait ritual ngunduh mantu.
Suara-suara seperti ritual yang ada di acara ngunduh mantu atau pernikahan kerap terdengar di Gunung Arjuno.
Cerita seperti itu sering menjadi bahan pembicaraan masyarakat setempat baik yang tinggal dekat lereng gunung maupun para pendaki.
Para pendaki atau penambang belerang terkadang mendengarkan suara ritual ngunduh mantu berupa suara gamelan jawa yang biasanya digunakan untuk acara pernikahan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada pendaki yang mendengar suara tersebut maka sebaiknya ia menghentikan pendakian ke puncak Gunung Arjuno.
Jika memaksakan untuk naik, biasanya pendaki tersebut akan hilang atau tersesat.
Ada juga 10 tempat yang dikeramatkan di Gunung Arjuno, di antaranya:
1. Onto Boego, masyarakat setempat meyakini bahwa tempat ini dijaga ketat oleh seekor ular naga. Hanya kalangan tertentu yang dapat bersemedi di tempat ini.
2. Candi Madrim, memiliki bentuk punden dengan 3 teras yang berbeda, dibungkus dengan kain putih, salah satu terasnya menjadi tempat pemujaan.
3. Sendang Dewi Kunti, terdapat sumber air dan tempat diadakan sebuah ritual.
4. Situs Eyang Semar, tempat moksanya (menghilang dari kehidupan) Eyang Semar, seorang dewa penasihat Arjuna. Di tempat ini terdapat patung Semar.
5. Situs Eyang Sekutrem, sebuah bangunan tempat orang-orang berkumpul untuk melakukan ziarah, bangunan ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan arca.
6. Hyang Sakri, sebuah tempat bersemedi atau pemujaan.
7. Situs Eyang Abiyoso, situs berbentuk punden yang berundak dan telah dipasang pagar di sisi-sisinya
8. Candi Sepilar, sebuah situs arkeologi yang terletak di bagian yoni dan lingga.
9. Mangkutoromo, merupakan situs arkeologi terbesar yang bisa kita jumpai di jalur pendakian, letaknya tidak jauh di bawah Candi Sepilar
10. Pondok Rahayu, sebuah bangunan kuno, nampak seperti gubuk hantu, berada di tengah hutan dan terdapat beberapa Aksara Jawa (tulisan Jawa).