Fakta Berjemur di Bawah Terik Matahari Cegah Virus Corona, Ramai Dilakukan Warga Surabaya Pagi Hari

Fakta berjemur di bawah terik matahari cegah Virus Corona, ramai dilakukan warga Surabaya di pagi hari.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase Pixabay/SURYA/ZAINAL ARIF
Berjemur cegah virus corona 

"Sebgaian besar pasien saya sih, rata-rata kurang matahari," kata dokter Vinci.

Dalam tayangan tersebut, dokter  Vinci mengaku sempat menangani dua pasien positif Covid-19, dan pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut.

"Sementara 2 (pasien), kalau yang lain-lain sementara ada yang belum confirm," ujarnya.

Lebih lanjut, dokter Vinci mengungkapkan, biasanya orang-orang yang mudah terserang pilek dan batuk mereka adalah orang yang kekurangan asupan sinar matahari ke dalam tubuhnya.

Dokter Vinci mengatakan, kurangnya asupan sinar matahari ke dalam tubuh bisa menyebabkan menurunnya data tahan tubuh.

Sehingga kampanyenya untuk mengajak masyarakat rajin berjemur diharapkan bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan tidak mudah terpapar virus.

"Untuk infeksi secara umum, pada pasien-pasien yang sering batuk pilek berulang, salah satu penyebabnya kalau saya (amati) pasti penyebabnya salah satunya karena kurang matahari," terang dokter  Vinci.

Sekali lagi, ia menegaskan bahwa intinya berjemur di bawah sinar matahari yang terik.

"Intinya matahari terik," ujarnya.

Ia mengatakan matahari terik biasanya terdapat pada pukul 8.00 pagi hingga pukul 4.00 sore.

"Matahari terik itu di atas jam 8.00 (pagi),"

"Ya di jam 12.00 pun kalau mau bisa, sampai jam 4.00 sore," ujarnya.

Selain berjemur, dokter Vinci juga menyarankan agar tidur cukup.

Terutama bagi para petugas medis yang bekerja siang malam untuk merawat pasien.

"Tidur (yang cukup) saya katakan,"

"Rata-rata tenaga kesehatan yang lagi berjuang ini pasti tidurnya kurang," ujarnya.

Menurutnya kurang tidur juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh secara drastis.

"Itu salah satu yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turun drastis," ujarnya.

Ia juga menyarankan agar tidur cukup yang ideal, yakni 6-8 jam.

"Idealnya tidur malam, kalau tidak bisa karena bekerja tetap diusahakan 6 jam. Jangan sampai tidurnya kurang," katanya.

Tidur di malam hari memang lebih baik, namun apabila bagi para pekerja yang tidak bisa tidur saat malam hari.

Sebab malam hari merupakan waktu tubuh untuk meregenerasi sel-sel dalam tubuh.

Kebutuhan tidurnya bisa diganti pada waktu siang hari.

"Bila mau tidur pagi atau siang, dibikin kondisinya segelap mungkin, supaya menyerupai malam,"

"Jadi pada saat kondisi tidurnya gelap, kualitas tidurnya akan lebih baik dibandingkan kalau tidur dalam kondisi terang," ujarnya.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved