Berita Tulungagung Hari Ini
10 Ribu APD Gratis dari Tulip Craft Tulungagung Untuk Para Pekerja Medis yang Tangani Covid-19
Ide donasi membuat APD gratis ini muncul setelah perusahaan ini sempat ditolak oleh PMI ketika memberikan donasi berupa bantuan dana
Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Tulip Craft, sebuah perusahaan konveksi asal Tulungagung dan berpusat di Bogor menginisiasi donasi alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja medis yang menangani virus corona (Covid-19).
Ide donasi ini karena perusahaan ini merasa tersentuh, karena para pekerja medis semakin kesulitan mendapatkan APD.
Kepala produksi Tulip Craft, Mamik Indarni (54) mengatakan, di tengah wabah virus corona perusuhaannya sempat memberikan donasi uang ke PMI.
• Stok APD Bagi Tenaga Medis di Kabupaten Malang Terbatas, Puskesmas Harus Mencari Kelengkapan Sendiri
• Arema FC Terancam Libur Lebih Panjang Lagi, Kondisi Penyebaran Virus Corona Jadi Pertimbangan Utama
• Kota Malang Mulai Kekurangan Alat Pelingdung Diri (APD) untuk Tangani Pasien Covid-19
Namun donasi itu ditolak, karena kebutuhkan mendesak saat ini adalah APD untuk pekerja medis. Mamik kemudian mendapat ide untuk membuatkan APD.
"Karena stok kain spunboond kami banyak di gudang, kami coba mencari desain APD lewat internet. Kemudian kami buat contohnya dan dikirim ke IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Bogor," terang Mamik, saat ditemui di rumah sekaligus tempat produksi, di Dusun/Desa Ketanon RT 3 RW 4, Kecamatan Kedungwaru, Jumat (27/3/2020).
Rencananya bantuan memang diserahkan ke IDI Bogor, karena perusahaan ini berpusat di Bogor.
Pemiliknya adalah Iis Rahmawati, adik kandung Mamik. Karena kesulitan tenaga kerja, tempat poduksi dipindah ke Tulungagung, tempat kelahirannya.
Desain APD maupun jenis kain yang ditawarkan Mamik ternyata disetujui oleh IDI Bogor.

Mamik pun mulai melakukan produksi massal hari ini. Ia menargetkan 10.000 APD dan akan diselesaikan selama satu minggu.
"Kami punya 60 penjahit, selain itu juga ada para relawan yang akan membantu menjahit. Sudah ada tiga kelompok relawan yang siap membantu," sambung Mamik.
Tiga kelompok relawan yang menyatakan siap membantu berasal dari Kecamatan Rejotangan, Kecamatan Sumbergempol, dan Kelurahan Botoran Kecamatan Tulungagung.
Meski demikian Mamik tetap menyeleksi para relawan. Ibu dua akan ini memperhatikan kualitas jahitan, dan faktor kebersihan produk.
Satu APD sekurangnya menghabiskan kain 3 meter, atau setara Rp 25.000.
Sedangkan untuk biaya jahit, Mamik menghargai Rp 3000 per APD. Biaya produksi juga dibiayai sendiri oleh Tulip Craft.
"Sejak awal kami sampaikan kepada relawan, ini untuk donasi, bukan untuk dijual. Jadi biaya jahit juga murah. Dan mereka bisa menerima, asal bisa ganti beli benang," tutur guru SDN Bendosari 1, Kecamatan Ngantru ini.