Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Batu Surabaya Hari Ini 21 Mei 2020: Positif 82 ODP 1272 PDP 473
UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Batu Surabaya hari ini 21 Mei 2020: Positif 82 ODP 1272 PDP 473
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
> Berikut rangkuman berita terkait Corona di Malang dan Jawa Timur
1. Banyak Pelanggaran di Pasar Kepanjen

Suasana Pasar Kepanjen masih ramai dipadati pembeli dan penjual pada hari keempat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Rabu (20/5/2020).
Imbauan physical distancing yang digalakkan Pemerintah Kabupaten Malang lagi-lagi tampak semuda penerapannya.
Masih ada saja warga yang beraktifitas di Pasar Kepanjen tak mengenakan masker. Padahal interaksi pembeli dengan penjual begitu dekat.
Kondisi yang terjadi di Pasar Kepanjen kontras berbeda bila dibandingkan dengan aturan Perbup Malang tentang PSBB pasal 14.
Butir peraturan tersebut, menganjurkan masyarakat menerapkan pembatasan jarak (physical distancing) paling
sedikit dalam rentang satu meter antar konsumen maupun penjual.
Namun, salah satu pedagang krupuk Sadeli merasa aman dari bahaya penularan Covid-19 karena memakai masker, setiap melayani pembeli.
Pemilik usaha yang memiliki dua orang karyawan itu mengaku dirinya juga takut tertular virus corona.
"Pakai masker biar aman," ujarnya sembari menujukkan masker yang ia pakai siang itu.
2. Ganjil genap mulai longgar

Di Pasar Kepanjen sejatinya sudah diharuskan menerapkan sistem ganjil dan genap.
Stiker ganjil dan genap di tiap kios terlihat sudah terpasang. Termasuk kios pedagang sayur, buah, daging dan berbagai kebutuhan pangan lainnya.
Namun, para pedagang belum menerapkan sistem ganjil genap di kiosnya.
Alhasil, suasana yang pasar yang ramai seakan tak ada beda
"Stiker ganjil genap itu baru saja dipasamg kemarin. Tapi belum diterapkan," kata Sadeli.
Di sisi lain, salah seorang wanita asal Kepanjen, mengaku tak bisa menghindari membeli kebutuhan sehari-hari di Pasar Kepanjen.
Harga yang murah dan dekat dengan tempat tinggalnya jadi alasannya tetap pergi ke pasar.
Dengan memakai masker, ia dengan santai membeli kebutuhan pokok agar dapurnya tetap mengepul.
"Ya kan pakai masker. Memang gak bisa kalau tidak ke pasar," ungkap wanita yang enggan menyebut namanya itu.
Di sisi lain, Bupati Malang, Muhammad Sanusi memang tak melarang segala aktifitas perdagangan di pasar selama PSBB. Tapi ia menganjurkan penerapan ganjil genap dan physical distancing diterapkan masyarakat.
"Boleh bekerja, asal patuhi himbauan protokol kesehatan Covid-19," tegas pengusaha tebu asal Gondanglegi ini.
3. Perawat Surabaya meninggal 2 kali rapid test negatif

Bak sebuah dejavu, kembali seorang perawat rumah sakit di Surabaya meninggal dunia dengan status konfirmasi positif Covid-19 meskipun sebelumnya 2 kali hasil rapid testnya negatif.
Kabar duka meninggalnya seorang perawat karena virus corona kembali datang ketika perawat di RSUD dr M Soewandhie, Suhartatik, Amd Kep menghembuskan nafas terakhir , Rabu (20/5/2020).
Kisah yang terjadi pada Suhartatik ini mirip dengan apa yang terjadi pada perawat RS Royal, Ari Puspitasari yang meninggal dunia sehari sebelumnya.
Kedua perawat ini dipastikan positif covid-19 meskipun sebelumnya telah menjalani dua kali rapid test dengan hasil negatif .
Kabar meninggalnya perawat Suhartatik, Amd.Kep. itu langsung menjadi perbincangan hangat di jagad maya.
Selain postingan resmi atas nama Pemkot Surabaya juga beredar cuplikan video pendek yang memperlihatkan sebuah ambulance bertuliskan RSUD dr M Soewandhie.
Dalam video tersebut nampak barisan orang yang menangis sembari memberikan hormat pada ambulance tersebut.
Captionnya, menyebutkan perawat bernama Suhartatik berpulang sebagai pahlawan kesehatan.
Saat dikonfirmasi, Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Dr. M Soewandhie Surabaya, Rince Pangalila membenarkan hal itu.
Tenaga medis tersebut berposisi di bagian intensif struk unit. Belum bisa dipastikan dari mana penularan virus tersebut.
"Terinfeksi Covid-19 statusnya konfirmasi," katanya saat dihubungi.
Dia mengatakan, sebelum tutup usia, perawat tersebut sempat menjalani perawatan intensif.
Selama beberapa hari terakhir menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemkot Surabaya itu.
Kemudian, juga sempat dirujuk ke RS Husada Utama Surabaya.
"Tadi pagi meninggal," ujarnya.
4. Pernyataan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser menyatakan, sang perawat sudah sebulan terakhir diliburkan dari kerjanya.
"Sudah tidak bekerja dan beristirahat di rumah,” kata Fikser.
Hal itu menyusul kebijakan Pemkot Surabaya di tengah pandemi Covid-19 yakni semua petugas medis, baik perawat atau dokter yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid, seperti hipertensi, jantung sementara waktu diliburkan.
Selain itu, bagi ibu hamil dan petugas yang usianya 58 - 60 tahun juga diliburkan.
Kebetulan sang perawat memiliki riwayat asma dan maag. Sehingga sudah sebulan terakhir diistirahatkan oleh Pemkot.
Fikser mengatakan, sebelum diistirahatkan, pihaknya juga sudah melakukan rapid test kepada yang bersangkutan dan hasilnya negatif. Dua kali rapid test hasilnya sama.
Namun, ternyata sang perawat harus tutup usia di tengah pandemi Covid-19 dengan status konfirmasi positif virus corona.
"Kami atas nama Pemkot Surabaya menyampaikan duka sedalam-dalamnya," ungkap Fikser.
(Mohammad Erwin/Yusron Naufal Putra/Sarah Elnyora/SURYAMALANG.COM)