Berita Malang Hari Ini Jumat 24 Juli 2020 Populer: Penemuan Batu Bata Kuno dan Operasi Patuh Semeru
Rangkuman Berita Malang hari ini Jumat 24 Juli 2020 populer diantaranya cerita tak terduga dibalik penemuan batu bata kuno di Singosari Malang.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Berita Malang hari ini Jumat 24 Juli 2020 populer diantaranya cerita tak terduga dibalik penemuan batu bata kuno di Singosari Malang.
Selain itu, Berita Malang Populer Hari Ini membahas polemik petani jeruk dan Pemerintah Desa Selorejo yang akan melakukan mediasi.
Dan Berita Malang hari ini mengulas Operasi Patuh Semeru 2020 yang dilaksanakan Satlantas Polresta Malang, gelar kegiatan pengecekan dan penindakan pengendara kendaraan bermotor.
Selengkapnya, langsung saja simak rangkuman Berita Malang di bawah ini:
1. Tumpukan batu bata ditemukan di sepetak ladang singkong, Desa Lang-Lang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Awalnya batu bata itu dikira biasa saja saat ditemukan oleh petugas Program Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
"Batu bata itu oleh teman-teman saat pengukuran tanah warga oleh PTSL berupa pecahan batu bata kecil," kata Ahmad Firdaus selaku tokoh masyarakat Desa Lang-Lang, Kamis (23/07/2020).
Karena penasaran, batu bata itu akhirnya dilakukan penggalian hingga ditemukan dugaan mencengangkan.
"Tapi waktu kami gali kami menemukan separuh batu bata, sampai akhirnya menemukan struktur batu batanya," ujar Firdaus.
Karena tumpukan batu bata itu terlihat luas, sehingga memunculkan asumsi berasal dari warisan budaya zaman dahulu kala.
"Saat kami menemukan bata lalu didampingi bersama arkeolog Dwi Cahyono dari UM. Menurut beliau dari struktur batu bata tersebut, usianya ada di abad 9-10, jadi di masa Mpu Sindok atau Mataram Kuno," ungkap Firdaus.
Sementara itu, Kasi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Nugroho Harjo Lipito menerangkan, sukar memastikan periode waktu bangunan kuno tersebut.
"Namun, pada sisi analogi komprehensif terhadap meterial pada penyusun yang memiliki ketebalan yang tidak biasa. Ada dimensi lebar 28cm, panjang 38cm dan tebal 10cm," tutur Nugroho.
Jika dilihat dari struktur bangunan, tumpukan batu bata itu diperkirakan dibangun pada masa sebelum Kerajaan Singhasari.
Alias lebih mengarah pada masa Mataram Kuno yang berpindah ke Jawa Timur.