Berita Malang Hari Ini
Kisah Persahabatan Pahlawan di Turen Malang, Berjuang Lawan Penjajah Hingga Dimakamkan Bersandingan
Semasa hidup, Parinusa dan Willem Sudarsono adalah dua orang sahabat. Keduanya bahu-bahu membela Tanah Air melawan penjajah
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: isy
SURYAMALANG.COM.COM | MALANG - Semasa hidup, Parinusa dan Willem Sudarsono adalah dua orang sahabat. Keduanya bahu-bahu membela Tanah Air melawan penjajah.
Makam keduanya adalah penghuni pertama di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Pada batu nisannya, Willem Sudarsono wafat terlebih dahulu pada 21 Agustus 1947, sedangkan Parinusa pada seminggu berselang. Tepatnya, 27 Agustus 1947.
Tahun wafat dua sahabat itu, bertepatan pada masa agresi militer Belanda pertama. Keduanya wafat sebagai pahlawan yang gugur akibat perang.
Berawal dari pertanyaan seorang anak laki-laki, kisah sejarah penghuni pertama makam tersebut terungkap.
Cerita ini diungkapkan oleh Kembang, penjaga TMP Bahagia.
"Pada tahun 2015, ada seorang anak dari Blitar. Dia bercerita sudah ke sana ke mari cari makam ayahnya yang bernama Parinusa," tutur Kembang.
Saat sedang membersihkan makam, Kembang dihampiri oleh seorang laki-laki.
Saat itu, pria tak dikenal itu tampak kebingungan mencari makam satu per satu.
"Orang tak dikenal itu akhirnya bertanya apakah ada makam bernama Parinusa. Lalu saya bilang ada. Orang itu tanya lagi apakah ada namanya Darsono, saya jawab lagi ada," tutur pria yang mengaku lahir pada tahun 1930 ini.
Kembang kemudian mengantarkan pria tersebut ke makam yang dimaksud.
Memang benar, Parinusa dan Willem Sudarsono dimakamkan bersebelahan.
Melihat kebenaran lokasi makam, pria tersebut menangis seusai mengetahui lokasi makam ayahnya.
"Dia (pria) bisa yakin kalau itu makam ayahnya karena dimakamkan di sebelah Willem Sudarsono," terang Kembang.
Pria tersebut kemudian bercerita jika Parinusa bersahabat dengan Willem Sudarsono.
"Katanya keduanya ini adalah sahabat waktu jadi tentara," beber Kembang.