Tanpa Dibius, Video Gadis 9 Tahun Main Piano & Game saat Operasi Tumor Viral, Ini Penjelasan Dokter

Viral di media sosial menunjukkan kisah seorang gadis berusia 9 tahun yang asyik main game dan piano saat operasi. Begini penjelasan dokter.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: eko darmoko
Shutterstock via Kompas/Hindustan Times/Youtube
Kisah gadis 9 tahun yang asyik main game dan piano saat operasi. 

SURYAMALANG.COM - Sebuah postingan viral di media sosial menunjukkan kisah seorang gadis berusia 9 tahun yang asyik main game dan piano saat operasi.

Dalam video viral tersebut nampak seorang gadis memainkan piano dan game di ponsel selama operasi 6 jam lamanya.

Berhasil membuat heboh warganet hingga viral, siapa sangka proses operasi tersebut sudah hal biasa, berikut penjelasan dokter.

Gadis bernama Saurnya terlihat memainkan piano dan game di ponsel selama waktu operai 6 jam lamanya.

Ilustrasi Operasi
Ilustrasi Operasi (smhs.gwu.edu)

Prosedur operasi otak dengan tetap membiarkan pasien dalam kondisi sadar ini memang sudah biasa dilakukan, khususnya pada pasien anak.

Baca juga: Modus Pencurian Uang Rp 500 Juta di Bandung, Gembos Ban dan Menyamar Jadi Driver Ojek Online

Baca juga: Tolak Dirudapaksa, Suami Nekat Siram Cairan Asam hingga Sekap Istri, Ngaku Emosi kini Berujung Pilu

Termasuk Saurnya yang harus melalui pengangkatan tumor di otaknya.

Sebuah rekaman menunjukkan anak bernama Saumya itu sadar sepenuhnya selama menjalani operasi berisiko di Rumah Sakit Birla di kota Gwalior, India pada Minggu (13/12/2020).

Melansir Kompas dari Mirror: Video Seorang Gadis Lakukan Operasi Otak Sambil Main Piano dan Games Selama 6 Jam, anak itu dapat terlihat berbaring di atas meja operasi dengan kain biru besar menutupi kepalanya.

Ia menunjukkan keterampilan musiknya saat jarinya menggerakkan tuts.

Kamera kemudian mengarah ke dokter yang mengoperasi otaknya di belakang layar, dengan gambar close-up bagian dalam tengkorak Saumya.

Dr Abhishek Chauhan, ahli bedah saraf yang melakukan operasi bersama timnya, mengatakan pasien bermain piano setidaknya selama enam jam, dan juga bermain game seluler.

Metodenya dikenal sebagai kraniotomi terjaga, operasi otak.

Pasien tetap sadar selama prosedur karena lokasi tumor, yang mungkin berada di dekat bagian otak yang mengontrol penglihatan, gerakan, dan ucapan.

"Operasi ini sangat penting dan kami telah mendengar secara internasional bahwa kami dapat berhasil mengoperasikan pasien dengan penggunaan alat musik dengan mengalihkan pikiran pasien," kata Dr Abhishek Chauhan.

"Jadi, kami melakukan hal yang sama. Hasilnya, gadis itu baik-baik saja sekarang.

"Selama operasi, Saumya terus memainkan keyboard dan tim dokter mengangkat tumor dari otaknya tanpa memberikan anestesi."

"Jadi, kami melakukan hal yang sama. Hasilnya, gadis itu baik-baik saja sekarang.

"Selama operasi, Saumya terus memainkan keyboard dan tim dokter mengangkat tumor dari otaknya tanpa memberikan anestesi."

Tumor anak hanya dapat diangkat melalui operasi dan mereka memilih untuk membuatnya tetap terjaga untuk menghindari risiko kerusakan saraf lain di otaknya.

Para dokter hanya menggunakan anestesi lokal pada bagian kepala tempat mereka menjalani operasi.

Baca juga: Karaoke Plus-plus Sediakan Purel untuk Layanan Hubungan Intim, Polda Jatim Temukan Celana Dalam

Baca juga: Gara-gara Tak Diberi Uang, Anak Jalanan Nekat Tendang & Dobrak Mobil Viral, Ini Tanggapan Satpol PP

  • Berita serupa

Fakta-fakta kisah hidup Pon dan Fitri, 4 tahun istri terkena tumor otak, sebulan lalu lahirkan bayi kembar.

Meski 4 tahun harus berjuang melawan tumor otak yang diidapnya, Fitri Wahyuni (31) tetap bahagia dikaruniai bayi kembar yang beru sebulan lalu dilahirkannya.

Fitri mungkin terlihat sakit, tetapi kasih sayangnya pada dua anak kembarnya tetap tak berkurang.

T Reza Putra, sedang mendampingi istrinya Fitri Wahyuni (31) di rumah orangtuanya Desa Pusong Baru, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Kamis (30/7/2020).
(KOMPAS.com/MASRIADI )
T Reza Putra, sedang mendampingi istrinya Fitri Wahyuni (31) di rumah orangtuanya Desa Pusong Baru, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Kamis (30/7/2020). (KOMPAS.com/MASRIADI ) 

Sejak empat tahun terakhir, Fitri wahyuni (31) warga di Lhoksuemawe mengidap tumor otak.

Selama itu juga, Fitri keluar masuk rumah sakit dan menjalani beberapa operasi untuk kesembuhannya.

Namun sebulan lalu, Fitri melahirkan bayi kembar. Kondisi ibu empat anak tersebut juga sudah mulai membaik.

“Sekarang sudah bisa duduk. Dulu sama sekali tak bisa bergerak. Hanya terbaring di rumah sakit,” kata Teuku Reza Putra, suami Fitri pada Sabtu (1/8/2020).

Pria yang akrab dipanggil Pon itu merawat istrinya seorang diri di rumah orangtuanya di Desa Pusong Baru, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh.

Dia sangat teliti membersihkan luka-luka kecil di kepala sang istri.

Selama empat tahun menderita tumor otak, Fitri menjalani beberapa oparasi antara lain operasi otak dan batang otak.

Saat itu tim dokter memasang selang di otak istrinya hingga dua kali. Terakhir, tim dokter mengangkat batok kepala istrinya.

Untuk pengobatan sang istri, Pon mengandalkan BPJS. Namun ada sejumlah dana masuk ke rekeningnya yang ia sendiri tak tahu pengirimnya.

“Saya pasrahkan pada Sang Pencipta. Banyak masyarakat yang sama sekali tak saya kenal membantu. Mengirimkan dana ke rekening saya. Saya bukan orang kaya, tapi saya bertekad untuk kesembuhan istri saya," katanya setelah menarik napas dalam-dalam.

Bahkan, Pon terkejut bantuan sebagian masyarakat yang tak dikenalnya itu datang dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Menurut Pon banyak masyarakat tahu kisah perjalanannya dengan sang istri karena Pon kerap membagikan kehidupan sehari-harinya melalui Instagram pribadinya @pon.citra.

"Allah menggerakan orang-orang membantu saya,” katanya.

Selain itu, obat yang ditanggung BPJS Kesehatan diambil via rumah sakit secara gratis Sedangkan sebagian obat yang tak ditanggung BPJS Kesehatan harus dibeli oleh Pon.

“Beragam orang saya temui, termasuk pejabat di Aceh, dan lain sebagainya. Namun, tak bisa diberi bantuan. Saya pasrah. Tugas saya berusaha, Allah membuka jalan,” katanya.

Ilustrasi tumor otak(SHUTTERSTOCK/SFAM_PHOTO)
Ilustrasi tumor otak(SHUTTERSTOCK/SFAM_PHOTO) 

Agar bisa fokus merawat sang istri, Pon memilih keluar dari pekerjaanya sebagai pegawai honorer di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe.

Pon juga lah yang mendampingi istri yang mendapat perawatan di rumah sakit.

“2,5 tahun saya tak keluar-keluar dari Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Berkali-kali keluar dan masuk rumah sakit. Termasuk di Medan. Ini baru pulang ke rumah. Saya pikir sebentar lagi lebaran, baiknya di rumah,” kata Pon

Ia mengatakan anak-anaknya yang membuat ia kuat mendampingi istrinya yang sakit. Termasuk dua anak kembarnya yang baru lahir sebulan yang lalu.

“Saya bertekad sekuat tenaga, semampu saya, agar istri saya terus berobat. Jangan menyerah. Saya tak henti-hentinya berdoa pada Allah agar diberi kesembuhan,” katanya haru.

Jika punya uang, Pon bercerita jika ingin membawa istrinya ke luar negeri untuk berobat.

“Jika satu hari nanti saya punya uang, saya mau bawa istri ke rumah sakit luar negeri. Mana tahu di sana ada metode pengobatan yang mumpuni. Saya usahakan semuanya demi kesembuhan istri,” katanya.

Sempat dibawa ke Medan

Pon setia menemani istrinya menjalani pengobatan sekalipun harus berpindah-pindah kota.

Fitri, kata dia, pernah dirawat di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh.

“2,5 tahun saya tak keluar-keluar dari Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Berkali-kali keluar dan masuk rumah sakit," Pon bercerita.

Kemudian Pon juga sempat membawa istrinya ke Medan. Di sana, Fitri menjalani operasi otak dan batang otak.

Usai operasi, dua kali selang dipasang di otak sang istri.

Terakhir, batok kepala sang istri diangkat tim dokter. Menyusul pengangkatan, luka-luka kecil kerap muncul.

Kini, kondisi Fitri jauh lebih baik.

Pon dan Fitri memiliki tiga orang anak. Dua di antaranya adalah anak kembar yang baru lahir kurang lebih sebulan lalu.

Pon mengatakan, ketiga buah hatinya senantiasa menjadi penyemangat di kala situasi sulit.

“Jika satu hari nanti saya punya uang, saya mau bawa istri ke rumah sakit luar negeri. Mana tahu di sana ada metode pengobatan yang mumpuni. Saya usahakan semuanya demi kesembuhan istri,” harap dia.

Selama kondisi lepas dari pekerjaan dan memilih merawat istri, Pon tak memiliki penghasilan yang cukup.

Namun, ia menuturkan, Tuhan seperti membukakan jalan baginya.

Orang-orang tak dikenal bahkan pernah mengirimkan uang ke rekening Pon.

“Saya pasrahkan pada Sang Pencipta. Banyak masyarakat yang sama sekali tak saya kenal membantu. Mengirimkan dana ke rekening saya. Saya bukan orang kaya, tapi saya bertekad untuk kesembuhan istri saya," kata dia.

Beberapa obat telah dijamin BPJS Kesehatan. Namun Pon masih harus membayar obat dan keperluan lainnya yang tak difasilitasi BPJS.

Jauh di lubuk hatinya, Pon selalu berdoa istrinya sembuh dan mereka berdua bisa membesarkan anak-anaknya dengan normal.

Baca juga: Was-was Tak Dapat Warisan, Teddy Sumpahi Sule hingga Sebut Dosa Dunia Akhirat, Ayah Rizky: Tenang

Baca juga: Potret Salshabilla Adriani Tersenyum Saat Diamankan Warga Viral, Disebut Mirip Isabella Guzman

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved