Berita Batu Hari Ini
Kampung Tempe Desa Beji Kota Batu Terdampak Harga Kedelai, Tapi Pertahankan Harga Tempe
Meskipun harganya tidak berubah, namun Agus, salah satu perajin tempe Desa Beji Kota Batu mengaku mengalami penurunan keuntungan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Kata Deni, naiknya harga kedelai karena pengaruh pasar global.
Selama ini pasokan kedelai dalam negeri mengandalkan impor dari luar negeri.
Deni mengatakan, para produsen tempe membeli bahan baku tempe itu dari lima toko retail di Desa Beji.
Bahan baku di lima retailer itu dipasok dari perusahaan distributor asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Seiring melonjaknya harga bahan baku, membuat pengrajin menurunkan kuantitas produksinya.
Seperti memperkecil ukuran potongan tempe. Hal ini agar mereka bisa tetap bertahan di tengah himpitan usaha.
Bahkan, menurut Deni sebanyak 30 produsen tempe menghentikan produksinya.
"Karena kalau dikalkulasi tidak sebanding pendapatannya dengan biaya operasionalnya. Biaya produksi naik 50 persen sedangkan harga penjualan belum cukup untuk menutupi beban operasional yang melambung," papar dia.
Ia pun berharap agar dinas terkait di OPD Pemkot Batu bisa memberi solusi. Karena produksi tempe menjadi mata pencaharian utama warga Kampung Tempe.
"Ya kami minta agar dinas terkait bisa memberi solusi bagaimana harga kembali stabil karena kedelai menjadi bahan baku utama produsen tempe yang menjadi sandaran hidup mereka," kata Deni.