Berita Batu Hari Ini
Kadin Batu Bantu Pemasaran Tempe Warga Desa Beji, Dinas Terkait Belum Tetapkan Langkah
Kadin Batu akan berupaya membantu dari segi pemasaran, akan memanfaatkan jejaring untuk memasarkan tempe hingga segmentasi kalangan menengah atas
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Salah satu syarat untuk mendapat predikat itu, harus ditetapkan lebih dulu sebagai warisan nasional.
Kepala Dinas Koperasi, UMK dan Perdagangan Kota Batu, Eko Suhartono saat dikonfirmasi mengatakan kenaikan harga kedelai terjadi hampir di setiap daerah di Jawa Timur.
“Seluruh daerah rata-rata naik,” katanya saat dihubungi melalui pesan pendek.
Eko tidak menyebutkan berapa kenaikan harganya. Ia juga tidak menjawab saat ditanya langkah apa yang diambil dinas untuk menghadapi kenaikan harga kedelai.
Sementara itu, Agus Rohman, pengusaha tempe di Desa Beji harus berpikir keras agar usahanya tetap berjalan.
Agus mengatakan harga kedelai per kilogramnya dihargai Rp 9.100.
Harga itu jauh lebih tinggi dibanding beberapa bulan lalu yang hanya Rp 6.700.
Tidak ada cara lain bagi Agus kecuali mengecilkan ukuran.
Katanya, jika biasanya satu tempe yang ia produksi bisa dipotong lima bagian, setelah dikecilkan bisa menjadi empat bagian.
Ia lebih memilih mengecilkan ukuran daripada mengubah harga. Harga tempe yang ia jual tetap di angka Rp 2000.
“Pengrajin tempe seperti saya menjaga kualitas rasa. Maka dari itu harganya tetap, kecuali ukurannya saja yang berubah,” ungkapnya.
Meskipun harganya tidak berubah, namun Agus mengaku mengalami penurunan keuntungan.
Biasanya, dalam 2 Kwintal kedelai bisa mendapat Rp 500 ribu, kini turun antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
“Yang parah sebulanan ini. Jumlah produksi terganggu, biasanya 2.5 Kwintal, sekarang 2 Kwintal. Sengaja dikurangi agar sesuai dengan tuntutan pasar. Pokoknya bisa jalan dulu,” katanya.
Kepala Desa Beji, Deni Cahyono mengemukakan, melonjaknya harga kedelai berdampak signifikan terhadap produsen tempe di Kampung Tempe, Desa Beji, Kota Batu.