Dikaitkan dengan Isu Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko : Saya Tak Menolak Jadi Capres Lewat Demokrat

Namun Moeldoko menyatakan tidak menolak apabila dicalonkan oleh Partai Demokrat maju pada Pilpres 2024.

Editor: Dyan Rekohadi
TWITTER
Moeldoko dan putrinya, Joanina Rachma. 

"Mereka cerita ke saya, kan saya dekat dengan Pak Moeldoko. Mereka bilang, abang dong bantu biar Pak Moeldoko mau jadi ketua umum, kalau mau, kami mau melakukan KLB (Kongres Luar Biasa)," ujar Ruhut Sitompul saat dihubungi, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Menurutnya, permintaan tersebut disampaikan secara langsung saat dirinya berkunjung ke daerah dan ada juga kader daerah yang menghubungi lewat telepon.

"Bahkan mereka bilang, abang baliklah (ke Demokrat), saya bilang tidak bisa, saya sudah jadi kader PDI Perjuangan," ucap Ruhut.

Ruhut melihat, sebagian kader yang ada di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat, menginginkan adanya KLB karena mengeluh dengan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Isu Kudeta Partai Demokrat mencuat setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa.

Dugaan kudeta partai Demokrat ganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum
Dugaan kudeta partai Demokrat ganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum (Suryamalang.com/kolase Instagram @agusyudhoyono)

AHY menyebut, hal itu didapatkannya setelah ada laporan dari pimpinan dan kader Demokrat, baik tingkat pusat maupun cabang.

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.

AHY menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader dan non-kader.

Gabungan dari pelaku gerakan itu ada 5 (lima) orang, terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.

Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan. Sosok pejabat inilah yang kemudian disebut nama Moeldoko

*Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Moeldoko Tidak Menolak Bila Dicalonkan Partai Demokrat Maju Pilpres 2024 , https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/03/moeldoko-tidak-menolak-bila-dicalonkan-partai-demokrat-maju-pilpres-2024.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved