Berita Surabaya Hari Ini
ITN Malang Tambah Doktor Baru, Yosimson Teliti Retrofit Kolom Beton Bertulang dengan Kawat Loket
ITN Malang menambah doktor baru yaitu Yosimson P Manaha. Ia baru lulus dari Program Doktor Bidang Keahlian Struktur dari Jurusan Teknik Sipil
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - ITN Malang menambah doktor baru yaitu Yosimson P Manaha.
Ia baru lulus dari Program Doktor Bidang Keahlian Struktur dari Jurusan Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya dengan IPK 3.97 (Sangat Memuaskan).
Yosimson memiliki keseriusannya menyelamatkan bangunan gedung lama agar mampu menahan beban gempa.
Dosen Teknik Sipil S-1 ini dalam disertasinya meneliti teknik baru retrofit (perkuatan) kolom dengan membungkus kolom beton bertulang menggunakan Welded Wire Mesh (WWM).
Welded Wire Mesh umumnya disebut sebagai kawat loket berbentuk lembaran kawat yang terbuat dari rangkaian besi berbentuk kotak atau grid.
Diameter yang bervariasi mulai dari diameter 1 mm, 2 mm, 3 mm dan 4 mm yang sudah banyak dan umum digunakan oleh masyarkat sebagai kandang ayam, pagar, dll.
“Wilayah Indonesia dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik. Yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Ini menyebabkan rawan gempa," jelasnya beberapa waktu lalu.
Padahal banyak bangunan yang dibangun tanpa memperhitungkan beban gempa, terutama bangunan rumah tinggal 1-2 lantai dan dan bangunan ruko.
Penggunaan material Welded Wire Mesh dipilih Yosimson untuk memperkuat kolom bangunan lama dengan cara membungkus kolom bangunan.
Sehingga saat terjadi gempa bumi kolom mampu memikul beban gempa setelah mengalami simpangan in-elastis.
Dengan begitu, keruntuhan struktur dapat dihindari.
“Setelah saya membungkus kolom beton bertulang dengan Welded Wire Mesh, struktur kolom tersebut saya uji dengan beban aksial tekan dan beban gempa," jelas dia.
Ternyata kekuatannya cukup tinggi. Baik kuat tekan beton maupun daktilitas kolom. Sehingga ia mencoba menerapkannya pada kolom bangunan gedung lama.
Dan hasilnya cukup baik, imbuh dosen kelahiran Kupang-NTT ini.
Dalam penelitiannya, Yosimson membandingkan sampel kolom yang memikul beban axial tekan dengan kolom yang hanya memikul beban gempa.