PPKM di Lumajang
Terdampak PPKM Darurat Tempat Wisata dan Coffe Shop di Lumajang Kehilangan Omzet
Mufidun Amin pengelola Wisata Alam Tirtosari mengatakanpihaknya harus kembali menahan tirakat lebih lama lagi membuka wisata.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: isy
Berita Lumajang Hari Ini
Reporter: Tony Hermawan
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | LUMAJANG - Sudah sebulan Pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan di Lumajang.
Dari semula berstatus darurat, kini berubah menjadi level 4.
Diakui, selama PPKM diterapkan banyak sektor usaha terseok-seok terpukul, utamanya wisata.
Bayangkan selama satu bulan wisata dilarang beroperasi.
Kebijakan kelonggaran pembatasan pengunjung 50 persen yang sebelumnya pernah diterapkan, sudah tidak berlaku lagi.
Mufidun Amin pengelola Wisata Alam Tirtosari mengatakan, terus diperpanjangnya PPKM membuat pihaknya harus kembali menahan tirakat lebih lama lagi membuka wisata.
Padahal, ekonomi pelaku wisata sudah benar-benar lumpuh.
Sebab selama dipaksa tutup pelaku usaha sama sekali tidak mendapat penghasilan.
"Harusnya pemerintah harus memberlakukan misalkan kuota pengunjung diperbolehkan kurang dari 50 persen," katanya.
Dikatakan begitu, sebab menurut Amin ekonomi wisata harus tetap tumbuh.
Karena semenjak pemerintah setempat menggaungkan satu desa, satu desa wisata cukup banyak warga yang menggantungkan hidup di sektor tersebut.
"Kalau sekedar stimulus bantuan rasanya gak cukup mengatasi kesulitan ya. Solusinya harus tetap dibuka dengan batasan pengunjung, tapi untuk menutup kerugian tiket masuk dinaikkan sedikit. Tujuannya, agar pelaku wisata tetap untung dan destinasi wisata bisa menambah fasilitas. Sehingga ke depan jika situasi sudah normal masing wisata bisa naik kelas," terangnya.
Tak dipungkiri kondisi sulit juga dirasakan pelaku bisnis coffee shop, salah satu di antaranya warung kopi yang berada di kawasan Wonorejo, dekat Gedung Kesenian Lumajang.
Semenjak PPKM darurat hingga berubah menjadi level 4 omzet menurun drastis.