Data Covid-19 di Kota Malang Dapat Sorotan Dari Luhut, Sutiaji Beralasan Ada Keterlambatan Laporan
Setelah disindir Luhut, Wali Kota Malang berdalih telah terjadi keterlambatan pelaporan data kasus covid-19 sehingga data tak sinkron dengan pusat
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: eben haezer
"Saya gak marah. Kasihan kepada petugas. Karena mereka tiap hari kerja. Kalau dimarahi nanti puskesmas tidak mau kerja. Percuma kalau marah karena dapat menghabiskan imun kita," ucapnya.
Selain berkaitan dengan data, Sutiaji menjelaskan bahwa ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di Kota Malang masih di atas 85 persen.
Akan tetapi, penuhnya BOR tersebut diakibatkan dari banyaknya pasien yang berasa dari luar Kota Malang.
Sementara sisanya hanya dari Kota Malang.
"Dari 1.007 tempat tidur di 11 rumah sakit rujukan covid-19 di Kota Malang, warga Kota Malang tidak lebih dari 285. Sisanya malah dari luar Kota Malang," ucapanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pelaksanaan perpanjangan PPKM di Jawa-Bali belum mampu menurunkan kasus Covid-19 di Bali dan Malang Raya.
Oleh karenanya, pemerintah segera melakukan intervensi penanganan pandemi yang menyasar kedua daerah itu.
"Data penurunan kasus dan (penurunan jumlah) perawatan rumah sakit (RS) yang juga terjadi di sejumlah wilayah aglomerasi di Jawa dan Bali. Kecuali Malang Raya belum. Tidak diikuti oleh penurunan kasus dan perawatan di RS di wilayah aglomerasi Malang Raya dan Bali," ujar Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/8).
"Untuk itu pemerintah segera melakukan intervensi di kedua wilayah ini dan akan segera melakukan koordinasi dan pengetatan untuk menurunkan laju penambahan kasus," tegasnya.