Wawancara Eksklusif

Langkah Marhaen Djumadi Jalankan Amanah Sebagai Plt Bupati Nganjuk di Tengah Pandemi Covid-19 (1/2)

Pemimpin Redaksi Harian Surya, Febby Mahendra Putra berkesempatan melakukan silaturahmi dan ngobrol bersama Plt Bupati Nganjuk Kang Marhaen Djumadi

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: isy
saiful sholichfudin/suryamalang.com
Penyerahan Kenang-kenangan oleh News Director Tribun Network sekaligus Pemred Harian SURYA, Febby Mahendra Putra (kanan) kepada Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi (kiri) di Ruang kerjanya, Pendopo Kabupaten Nganjuk, Jumat (20/8/2021). 

Uang teplekan harus disalurkan dan diberikan dalam bentuk barang atau mungkin berupa sembako.

Dan pengadaannya tidak boleh beli dari toko besar besar seperti dari grosir atau bulog dan swalayan.

Tetapi pengadan barang harus dibeli dari toko kecil kelontong milik masyarakat, sehingga ekonomi rakyat kecil bisa mulai di gerakkan dari manfaat gerakan Teplekan tersebut.

Apalagi di Kabupaten Nganjuk dari PDRB sumbangan sektor pertanian capai 31 persen, sehingga daerah dengan basik pertanian maka pertumbuhan ekonominya bisa terkendali dan nganjuk diuntungkan dari itu.

Surya: Kang Marhaen, pernah jadi penyintas covid-19. Bisa cerita apa yang Kang Marhaen rasakan dan alami ketika menderita terpapar covid-19? Sehingga orang makin yakin covid-19 itu bukan cerita kaleng-kaleng atau cerita kosong.

Kang Marhaen: Begini, mulai bulan Desember 2020 dan memasuki bulan januari 2021 hingga Februari perkembangan covid-19 di Kabupaten Nganjuk cukup banyak.

Waktu itu, tapi jangan ditiru apa yang saya lakukan ya. saya sebagai salah satu pemimpin di Nganjuk memikirkan rakyat tiap hari, apalagi yang namanya mobil Ambulance berseliweran di depan mata.

Dan waktu itu saya juga tidak tahu seperti reflek saja bedoa, Ya Alloh, tolong jangan rakyat saya yang sakit (kang marhaen teringat dan terharu dengan meneteskan air mata,red) biar saya saja yang sakit.

Sehabis sholat Maghrib saya doa seperti itu, memang saya sebagai pemimpin saya tidak boleh senang, saya harus merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat saya.

Maka manakala rakyat saya pertambahan covid yang banyak itu, saya berdoa itu, baru sasdar dan kembali berdoa, ya Alloh kok saya berdoa seperti itu.

Dan Alhamdulillah doa saya itu terkabulkan dan saya kena cvoid-19 beserta isteri dan dua anak saya sehingga empat orang keluarga terkena covid.

Memang saya sakit covid-19, tapi anak dan isteri OTG (orang tanpa gejala). Kalau saya punya komorbid darah tinggi, gula tinggi, kolesterol.

Saya dirawat di RSUD Kertosono kurang lebih 7 hari, kemudian sempat drop dan dibawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Waktu sakit itu merasakan nafas sesak, gula darah tinggi, tensi tinggi.

Setiap hari mendapatkan suntik 5 kali, dapat vitamin, kemudian menerima donor plasma konvalesen hingga dua kali.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved