Tindak Penipuan dan Kekerasan Terhadap Anak-anak di Kota Batu Meresahkan
Ada tiga korban lagi yang ditemukan di Kota Batu. Mereka adalah anak-anak yang masih duduk di bangku tingkat menengah pertama.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
Setelah di hajar dan masih dalam keadaan lemas, Sanjaya berjalan terkuyuh-kuyuh menuju permukiman warga untuk meminta pertolongan. Saat itu dia bertemu seorang tukang ojek. Karena hanya memiliki uang Rp 10 ribu dia hanya di antara hingga Sidomulyo.
"Setelah diantar sampai Sidomulyo saya berjalan lagi ke Jalan Metro untuk mencari teman dan adik saya. Namun setelah tiba di sana keduanya sudah tidak ada. Setelah itu saya pulang ke rumah dan di rumah saya ada banyak orang karena adik dan teman saya bilang ke keluarga jika saya dibawa orang," bebernya.
Sanjaya menyebutkan, kedua orang yang membawanya ke tempat tersebut memiliki ciri-ciri berbadan besar bongsor. Sedangkan orang kedua memiliki badan kecil. Saat itu keduanya membawa sepeda motor vario.
"Sayangnya saat itu saya tidak sempat melihat plat nomornya karena saat itu perut saya sangat sakit akibat bekas tonjokan pelaku," katanya.
Setelah kejadian itu, Sanjaya dan keluarganya melaporkan kepada pihak sekolah. Namun oleh pihak sekolah hanya disarankan untuk lebih berhati-hati.
Sebelumnya juga terjadi peristiwa penipuan yang menyasar anak-anak. Pelaku menipu korban dengan modus menakut-nakuti. Korban dituduh melakukan tindak kekerasan terhadap adik pelaku.
Pelaku menyasar ponsel yang dibawa oleh korban. Informasi yang diperoleh Surya, salah seorang korban bernama M Rengga Pratama (13) dirampas ponsel pintarnya bermerk Oppo. Peristiwa terjadi di depan lapangam sepakbola, Desa Punten.
Diceritakan Rengga, peristiwa terjadi pada 27 November 2021. Saat itu, ia bersama teman-temannya sedang sepakbola pada pagi hari sekitar pukul 7.00 wib.
Di tengah permainan, ada seorang berjaket hijau mengenakan sarung datang ke pinggir lapangan lalu memanggil anak-anak yang bermain.
"Katanya, adiknya dipukuli. Saya waktu itu penasaran, lalu ikut," ujarnya.
Beberapa teman lainnya menolak ajakan orang tersebut. Tidak jauh dari lapangan, sudah ada seorang rekan pelaku yang menunggu di atas sepeda motor. Pelaku kedua ini juga mengenakan sarung kuning, kaos merah dan kopyah hitam.
Rengga pun diajak. Ia dibonceng di tengah, lalu bersama dua orang pelaku meninggalkan lokasi. Rengga membawa ponsel saat diajak dua pelaku.
"Saya diajak ke daerah Gemulo. Di sana, ponsel saya diminta," kata Rengga.
Orang yang meminta ponselnya Rengga adalah yang mengenakan sarung hijau. Pelaku pertama turun dari sepeda motor setelah membawa ponselnya Rengga. Setelah itu Rengga diantar ke tempat lain oleh pelaku lainnya. Kemudian ditinggal dan ia pun pulang jalan kaki. (Benni Indo)