Ramadan 2022
Prof Dr M Noor Harisudin: Ramadan, Pandemi, dan Kepedulian Sosial
Salah satu dari hikmah puasa adalah berempati melihat orang-orang yang lapar, (al-Jurjawi: 1994).
Karena Islam menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara orang kaya dan orang miskin.
Sebagaimana pentingnya orang kaya, kedudukan orang miskin (yang lemah) dalam Islam juga penting, sehingga
Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Carikan untukku orang-orang yang lemah di antara kalian. Karena engkau diberi rizki dan ditolong karena (membantu) orang-orang lemah diantara kalian”. (Al-Baghawi: 264)
Kepedulian Sosial Pasca Pandemi
Kepedulian terhadap orang-orang yang mustadh'afin disebut dengan delapan golongan dalam Islam atau atsnafus tsamaniyah (QS. At-Taubah: 60).
Mereka adalah fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim (orang yang hutang), sabilillah, dan ibnu sabil (musafir).
Demikian itu menunjukkan kepedulian Islam yang tinggi pada kaum yang mustadh’afin.
Di bulan Ramadan ini, selain puasa menjadi ibadah yang utama, terdapat ibadah lain yang tidak kalah penting yaitu zakat fitrah.
Zakat fitrah adalah zakat diri yang juga juga dikeluarkan sebagai bentuk kepedulian sosial siapa saja di mana saja dalam kondisi apa saja.
Senyampang seorang muslim memiliki makanan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya pada hari raya Idul Fitri, maka dia harus punya kepedulian sosial kepada sesama dengan berbagi dalam berzakat.
Oleh karenanya, pemberi zakat fitrah tidak perlu kaya raya. Beda dengan zakat mal (zakat harta) yang harus memenuhi nishab dan hanya dimiliki orang-orang tertentu alias orang kaya atau berkecukupan.
Momentum Ramadhan sudah semestinya menjadi momentum untuk memikirkan ulang rethinking atas problem kemiskinan di kalangan umat Islam, utamanya pasca pandemi covid-19.
Umat Islam harus bangkit dan Badan Amil Zakat Nasional adalah media untuk membangkitkan kondisi keterpurukan umat Islam dari aspek kesejahteraan umat Islam masih jauh daripada yang lain.
Apalagi pemerintah Indonesia mencatat sekitar 28.404 anak di dalam negeri menjadi yatim piatu akibat Covid-19 per Januari 2022.
Demikian juga dengan jumlah orang miskin yang naik selama pandemi.
Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksikan tingkat kemiskinan Indonesia pada 2022 berpotensi melonjak 10,81 atau setara 29,3 juta penduduk.
Sekali lagi, momentum Ramadhan 1443 H ini adalah momentum membangun kepedulian sosial antar sesama, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjangnya.
Semoga.
Wallahua'lam.
Prof Dr M Noor Harisudin
Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur serta Guru Besar dan Dekan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember