Berita Bangkalan Hari Ini
Wabah PMK Ancam Karapan Sapi di Madura, Paguyuban Pakar Sakera Curhat ke Menteri BUMN Erick Thohir
Disebutkan 30 persen sapi kerap (sapi yang disiapkan untuk karapan sapi) di Bangkalan Madura tertular PMK dan banyak yang meninggal.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BANGKALAN – Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) mulai menyerang sapi-sapi karapan di Madura.
Disebutkan 30 persen sapi kerap (sapi yang disiapkan untuk karapan sapi) tertular PMK dan banyak yang meninggal.
Kondisi ini menjadi ancaman tersendiri pada keberadaan Karapan sapi sebuah acara yang merupakan tradisi khas dari Madura.
Keresahan masyarakat pecinta karapan sapi di tengah masifnya penularan penyakit mulut dan kaki (PMK) dituangkan di hadapan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), H Erick Thohir di Lapangan Karapan Sapi, Desa Sanggra Agung, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (18/6/2022).
Disambut Wakil Bupati Bangkalan, Drs Mohni, MM, Erick menggelar diskusi singkat secara tertutup bersama para tokoh yang tergabung dalam Paguyuban Karapan Sapi Madura () tentang solusi atas wabah PMK yang juga menyerang sapi-sapi kerap.
Erick mengungkapkan, dalam diskusi tersebut mengemuka kekhawatiran-kekhawatiran dari para Pakar Sakera atas masifnya penularan wabah PMK yang juga menyerang sapi-sapi kerap di Pulau Madura.
“Untuk gelaran Karapan Sapi Piala Presiden memang terganggu karena sekitar 30 persen (sapi kerap) banyak yang meninggal. Padahal dalam merawat sapi kerap dilakukan sejak dari kecil. Bukan besar dan langsung dipertandingkan, karena sapi kerap adalah sapi-sapi spesial,” ungkapnya.
Selain disambut dengan musik-tarian khas Karapan Sapi, Erick juga dipertontonkan tiga pasang sapi kerap yang melesat di 'landasan pacu'.
Laju kencang sapi-sapi itu seolah berpacu dengan cepatnya penyebaran virus PMK di Bangkalan.
“Terus terang nonton (karapan sapi) di televisi sering, tapi melihat aslinya belum pernah. Tadi ada diskusi, bagaimana Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan situasi PMK yang terjadi hari ini,” jelas Erick.
Para tokoh Karapan Sapi yang hadir meliputi Ketua Persatuan Karapan Sapi (Perkasa) Madura, RH Moh Tohir, Kepala Desa Rosep Kecamatan Blega sekaligus Ketua Asosiasi Kepala Desa Jawa Timur, H Abdussalam, Wakil Ketua Perkasa Madura, H Munawar.
Hadir pula tokoh Karapan Sapi Kecamatan Tanah Merah, H Hafadoh, Pengurus Perkasa Bangkalan H Maklum, tokoh Karapan Sapi Kabupaten Pamekasan, H Mudzakir, hingga Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Bangkalan sekaligus Ketua Perkasa Kecamatan Blega, H Moh Hasan Faisol.
Erick menjelaskan, kehadirannya di tengah masyarakat pecinta Karapan Sapi dan Pakar Sakera merupakan sebuah respon dan perhatian Pemerintah Pusat upaya mengembalikan gelaran Karapan Sapi Piala Presiden yang sempat terhenti.
“Karapan Sapi ini merupakan kearifan lokal, kebudayaan yang harus kita jaga. Jadi apabila yang terkena wabah PMK dalam jumlah banyak, tentu untuk mengangkat kembali Karapan Sapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi,” jelasnya.
