Ajudan Jenderal Polisi Ditembak Mati
6 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua atau Brigadir J dan Jawaban yang Diberikan Kepolisian
Sorotan pada kasus tewasnya ajudan jenderal polisi, Brigadir J atau Brigadir Yosua itu tak lepas dari banyaknya kejanggalan yang ditemui.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Peristiwa baku tembak antara sesama anggota polisi yang menewaskan seorang ajudan jenderal polisi, Brigpol Nopryansah Yosua atau Brigadir Yosua atau Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo, di Jakarta menjadi sorotan.
Sorotan pada kasus tewasnya ajudan jenderal polisi, Brigadir J atau Brigadir Yosua itu tak lepas dari banyaknya kejanggalan yang ditemui dari banyak sisi.
Pihak kepolisian telah memberikan pernyataan resmi, tapi justru penjelasan yang diberikan memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru terkait kejanggalan peristiwa maut baku tembak di rumah dinas Perwira tinggi Polri itu.
Baca juga: Keluarga Ungkap Komunikasi Terakhir Brigadir Yosua Satu Jam Sebelum Tewas Ditembak, Janji Pada Ayah
Kejanggalan yang disorot dalam peristiwa tewasnya Brigadir Yosua atau Brigadir J ini mulai dari pola penanganan kasus, perlakuan pada jenazah dan keluarga korban hingga hal-hal terkait detail kejadian yang dirasa 'aneh' oleh sejumlah pihak.
SURYAMALANG.COM mencatat setidaknya ada 6 Kejanggalan dalam peristiwa tewasnya ajudan jenderal polisi Brigadir J yang diungkap oleh pihak keluarga dan sejumlah pengamat.
1. 5 Luka Tembak di Tubuh Brigadir J
Ajudan jenderal polisi, Brigadir J atau Brigadir Yosua tewas dalam baku tembak dengan sesama polisi Bharada E, di rumah dinas atasannya di Jakarta.
Peristiwa ini mencuat ketika pihak keluarga mempertanyakan kondisi jenazah korban yang didapati sejumlah luka, khusunya luka tembak.
Berdasarkan keterangan resmi dari pihak kepolisian disebutkan ada 6 luka tembak di tubuh Brigadir J yang berasal dari 5 peluru.
Kondisi luka tembak di tubuh Brigadir J itu jadi perhatian, selain banyaknya tembakan atau peluru yang menembus tubuh korban, ketepatan menembak juga jadi perhatian.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyatakan ia heran karena lima tembakkan dari senjata Bharada E, berhasil mengenai tubuh Brigadir J.
Dalam keterangan polisi sebelumnya, Brigadir J melepaskan tujuh tembakan. Sementara Bharada E mengeluarkan lima kali tembakan.
“Dari hasil autopsi yang disampaikan Karo Penmas kemarin, ada 6 luka tembak dengan 5 peluru dari pelaku. Artinya dalam kondisi yang panik karena serangan, menembak tepat sasaran itu adalah sangat luar biasa, bahkan untuk atlet menembak profesional sekalipun,” ucap Bambang.
Ia menambahkan, posisi seseorang saat menembak sebenarnya bisa diketahui dari hasil autopsi korban.
Hal itu yang kemudian memunculkan pertanyaan berikutnya, yakni soal keahlian Bharada E dalam menembak.