Ajudan Jenderal Polisi Ditembak Mati
6 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua atau Brigadir J dan Jawaban yang Diberikan Kepolisian
Sorotan pada kasus tewasnya ajudan jenderal polisi, Brigadir J atau Brigadir Yosua itu tak lepas dari banyaknya kejanggalan yang ditemui.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
Ayah Brigadir Yosua,Samuel Hutabarat juga menginginkan kebenaran atas tewasnya anaknya itu, bukan hanya sebatas pernyataan.
Samuel sangat ingin bisa melihat rekaman CCTV baku tembak di tempat kejadian perkara.
Samuel sudah siap menyaksikannya walaupun mungkin isinya mengerikan.
Hal ini untuk kebenaran, apakah memang anaknya lebih dulu melakukan penembakan.
Samuel menyebut di rumah perwira tinggi seharusnya memiliki CCTV dan juga pengawasan ketat.
"Itu kan rumah perwira tinggi, tolong diperlihatkan rekaman CCTV," katanya, di rumahnya yang berada di Sungai Bahar, Provinsi Jambi, Selasa (12/7/2022)
Sebelumnya diberitakan, polisi menyebut tidak ada rekaman CCTV saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir Yosua.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, kamera CCTV di rumah yang dipergunakan untuk singgah atau isolasi Covid-19 itu sudah rusak sejak 2 minggu lalu.
"Kami juga mendapatkan kalau di rumah tersebut CCTV-nya rusak kurang lebih dua minggu yang lalu. Sehingga tidak dapat kami dapatkan (rekamannya)," katanya dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022).

4. Posisi Brigadir J di Kamar Atasan dan Bharada E di rumah, Sedang apa mereka ?
Kejanggalan berikutnya terkait baku tembak antara brigadir Yosua dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam adalah terkait kronologi kejadian yang telah disampaikan secara terbuka oleh pihak kepolisian.
Sebelumnya, polisi menjelaskan baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB terjadi karena Brigadir Yosua hendak melecehkan istri Kadiv Propam Irjen Sambo, Putri Candrawathi.
Disebutkan Brigadir Yosua masuk ke kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo saat istrinya sedang istirahat.
Pernyataan ini dipertanyakan ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat yang menyebut tidak mungkin anaknya masuk ke kamar pribadi istri jenderal bintang dua.
“Kalau enggak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar, gitu aja,” kata Samuel Hutabarat, Rabu (13/7/2022).
Hal senada juga diungkap oleh Politikus senior PDI-P, Tubagus Hasanuddin yang heran jika disebutkan seorang ajudan berani kepada istri atasannya.
"Kalau memang benar dari Divisi Humas Polri yang menyatakan Brigadir J masuk ke ruang istrinya Kadiv Propam, dalam rangka apa perbuatan itu dilakukan?" ujar purnawirawan jenderal TNI itu.
Selain keberadaan Brigadir J yang disebut masuk dalam kamar pribadi atasannya, keberadaan Bharada E di rumah dinas saat kejadian itu dinilai juga aneh.
Menurut TB Hasanuddin, tak masuk akal jika seorang ajudan (Bharada E) justru berada dan tinggal di rumah ketika atasannya, Kadiv Propam tidak di rumah.
"Seharusnya kan ikut mengawal," katanya.
Terkait keberadaan Bharada E itu disebutkan sebelumnya ia tengah menjalani isolasi setelah mengantarkan anak atasannya ke luar kota.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Brigadir J sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo di dalam kamar.
Saat istri Ferdy berteriak, Brigadir J panik dan keluar kamar. Bharada E yang ada di lantai atas menanyakan soal teriakan itu.
Namun Brigadir J melakukan penembakan terhadapnya. Kemudian aksi saling tembak terjadi sehingga menewaskan Brigadir J.
5. Jabatan dan pangkat Ajudan Jenderal yang 'terbalik'
Peristiwa baku tembak antara dua orang polisi di rumah dinas Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo, di Jakarta merupakan baku tembak antara dua orang polisi yang bertugas sebagi ajudan sang jenderal.
Brigadir J dan Bharada E yang terlibat adu tembak sama-sama merupakan ajudan Irjen Ferdy Sambo dengan tugas berbeda.
Cukup mengherankan jika dua ajudan dari atasan yang sama yang tentunya saling mengenal, saling baku tembak hingga menyebabkan salah satunya tewas. Adu tembak itu bukan sekedar untuk melumpuhkan.
Terkait posisi dua ajudan jenderal polisi yang terlibat adu tembak maut itu, Anggota DPR RI Mayjen TNI (purn) Tubagus Hasanuddin (TB Hasanuddin) justru mengamati posisi dan pangkat kedua ajudan itu yang janggal.
Untuk diketahui, sebelumnya diterangkan jika Brigadir J atau brigadir Yosua bertugas sebagai sopir dari istri Irjen Ferdy Sambo.
Sedangkan Bharada E adalah ajudanIrjen Ferdy Sambo.
Menurut TB, pangkat sopir itu Brigadir, sementara ajudan Bharada.
"Itu kan kebalik. Sopir seharusnya yang Bharada, sebaliknya, ajudan Brigadir pangkatnya," kata Tugabus.
6. Perlakuan Kasus Terkesan 'Diam-Diam' dan Tertutup Pada Keluarga Brigadir J.
Peristiwa tewasnya Brigadir J menjadi perhatian nasional justru karena perlakuan kepolisian yang dinilai diam-diam dalam menanganinya.
Peristiwa baku tembak antara sesama polisi yang berujung maut itu justru muncul ke permukaan setelah pihak keluarga Brigadir J mempertanyakan kematiannya.
Pihak keluarga sempat heran ketika saat penyerahan jenazah, pihak keluarga dilarang melihat kondisi jenazah dalam peti.
Pihak keluarga juga tidak mendapat informasi jelas peristiwa apa yang menyebabkan kematian Brigadir J.
Pihak keluargapun meradang ketika memaksa melihat kondisi jenazah Brigadir J dan mendapati banyak luka tembak dan kecurigaan pada luka lainnya di tubuh korban.
Pihak kepolisian pun akhirnya memberikan pernyataan resmi pada hari Senin (11/7/2022) padahal peristiwa baku tembak maut yang menyebabkan kematian Brigadir J pada hari Jumat (8/7/2022).
"Kejanggalannya yang pertama, kenapa baru ada press release dua hari kemudian, setelah jenazah dibawa secara diam-diam ke kampung halaman kemudian diprotes keluarga," kata Tubagus Hasanuddin saat dihubungi TribunJabar.id (Grup SURYAMALANG.COM) melalui sambungan telepon, Selasa (12/7/2022) petang.
*Artikel ini telah tayang di TribunJabar dan TribunJambi