Berita Malang Hari Ini

Ada 4 Bilik Telefon Bergaya Retro di Kayutangan, Kota Malang

Bilik telepon itu seperti replika telepon umum di Inggris. Ada empat unit bilik telepon yang dipasang di sepanjang kawasan Kayutangan, Kota Malang.

Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
benni indo
Bilik telepon itu seperti replika telepon umum di Inggris. Ada empat unit bilik telepon yang dipasang di sepanjang kawasan Kayutangan, Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Ada pemandangan baru di kawasan Kayutangan, yakni bilik telepon bercorak retro. Tempat ini bisa menjadi pilihan foto bagi wisatawan yang datang.

Bilik telepon itu seperti replika telepon umum di Inggris. Ada empat unit bilik telepon yang dipasang di sepanjang kawasan Kayutangan, Kota Malang.

Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Malang, R Dandung Djulharjanto mengatakan, keberadaan anjungan telepon itu sudah sesuai perencanaan. Dikatakannya, tujuannya untuk menambah pilihan berfoto bagi para pengunjung foto supaya menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

"Sesuai perencanaan memang tujuannya untuk menambah daya tarik berfoto bagi masyarakat yang berkunjung kesana," kata Dandung.

Dandung menyampaikan, memang keberadaan bilik telepon itu bukan difungsikan untuk telepon umum. Menurutnya, keberadaannya justru menambahkan estetika keindahan kawasan Kayutangan .

"Seperti tempat-tempat wisata lainnya, ini bukan difungsikan telepon sesungguhnya, hanya untuk menambah spot foto," katanya.

Soal warga net yang mempertanyakan ketidakjelasan konsep Kayutangan Heritage, Dandung menyampaikan untuk masukan yang ada akan menjadi bahan evaluasi.

"Memang kami sadar bahwa tidak semua sesuai keinginan masyarakat dapat terpenuhi, tetapi secara umum kami ingin memberikan fasilitas yang lebih baik. Kami akan evaluasi, kami akan mendengar masukan fasilitas apa yang dibutuhkan," katanya.

Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Fathol Arifin menyatakan tidak mengetahui terkait keberadaan bilik telepon tersebut. Menurutnya, bila fasilitas itu untuk estetika keindahan dari Kayutangan, maka tidak menjadi masalah.

"Heritage sebenarnya arahnya ke wisata untuk mengenang suasana Kota Malang pada masa lalu. Sebenarnya tidak masalah untuk estetika sehingga semangat heritage terpenuhi," kata Fathol.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved