Berita Trenggalek Hari Ini

Makanan Bergizi Tak Harus Mahal, Kata Istri Bupati Trenggalek Novita Hardini

Novita saat mendampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memimpin Program Makaryo Ning Deso Hebat (Mening Deh) di Desa Banaran Kecamatan Tugu.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yuli A
sofyan arif candra
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengajak ibu-ibu di Desa Banaran Kecamatan Tugu untuk menekan angka stunting. 

SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengajak ibu-ibu di Desa Banaran Kecamatan Tugu untuk menekan angka stunting.

Novita menyebutkan saat ini angka stunting di Trenggalek sudah turun berada di angka 8-11 persen.


Capaian tersebut sudah lebih rendah dari target nasional yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi yaitu prevalensi stunting Indonesia harus di bawah 14 persen pada tahun 2024.


"Walaupun sudah rendah, kita harus menekan semaksimal mungkin angka stunting. Bahkan Pak Bupati menargetkan angka stunting di Trenggalek bisa 0 persen, sedikit menantang tapi bukan hal yang tidak mungkin jika kita mau bergerak bersama-sama," kata Novita saat mendampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memimpin Program Makaryo Ning Deso Hebat (Mening Deh) di Desa Banaran Kecamatan Tugu, Rabu (18/1/2023). 


Menurut Presiden Komisaris Uprintis Indonesia tersebut, langkah agar anak terhindar dari stunting sebenarnya cukup sederhana.


Setiap anak ataupun janin yang minimal kandungan gizi zink-nya terpenuhi maka akan terbebas dari stunting.


"Dan kalau berbicara gizi harus mahal itu salah, gizi tidak harus di daging atau telur, tapi kandungan zink yang paling tinggi itu di ikan," jelas Novita.


Untuk itu, ibu-ibu di Trenggalek menurut Novita tidak perlu bingung memenuhi kebutuhan janin dan anak-anaknya karena Trenggalek merupakan salah satu daerah penghasil ikan tangkap dan ikan budidaya.


Sehingga ketersediaan ikan di Trenggalek selain gampang juga harganya relatif lebih murah dibandingkan daerah lain.


Novita juga mengajak ibu-ibu menghindari makanan ultra proses atau makanan kemasan dari pabrik.


Sebagai gantinya ia membuat menu-menu makanan yang menarik untuk MPASI melalui program Sareng Masak Sama (SMS) Bu Novita.


Bersama ibu-ibu, Novita mengajak memasak makanan yang bergizi, aman bagi bagi balita dan memanfaatkan potensi lokal dengan harapan ibu-ibu menghindari makanan ultra proses.


Inisiator Sekolah Perempuan Disabilitas Anak dan Kelompok Rentan lainnya (Sepeda Keren) ini juga meminta ibu - ibu dan masyarakat Desa Banaran untuk mendukung gerakan desa 0 perkawinan anak usia dini.


"Masa remaja ini kalau rahimnya masih terlalu muda lalu dibuahi maka anak yang dilahirkan berpotensi stunting dan bahkan meninggal dunia," ujar Bendahara Taruna Merah Putih Jatim ini.


Tugas Novita sebagai Ketua PKK sendiri sangat kental beririsan dengan tugas tugas pemerintah dalam mengawal pembangunan khususnya pembinaan di sektor keluarga. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved