Breaking News

TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Jaksa Tuntut 6 Tahun 8 Bulan Penjara untuk Panpel Arema FC dan Security Officer

#AREMA - Dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan: Abdul Haris selaku Ketua Panpel Arema FC dan Suko Sutrisno selaku Security Officer Panpel Arema FC.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yuli A
tony hermawan
TRAGEDI KANJURUHAN - Suko Sutrisno (kemeja batik) dan Abdul Haris (kemeja kotak-kotak) menjalani sidang tragedi Kanjuruhan agenda tuntutan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jumat (3/2/2023). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Tim jaksa penuntut umum mengajukan tuntutan hukuman 6 tahun dan 8 bulan penjara terhadap dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan: Abdul Haris selaku Ketua Panpel Arema FC dan Suko Sutrisno selaku Security Officer Panpel Arema FC.

Pembacaan tuntutan dibacakan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jumat (3/2/2023).

Secara garis besar, dua terdakwa memang dijerat dengan pasal yang sama. Tuntutan hukumannya pun sama. Namun, sidang digelar secara terpisah. Jaksa lebih dulu membacakan tuntutan bagi terdakwa Suko Sutrisno.

Dua terdakwa ini dituntut dengan tiga pasal. Pertama, Pasal 359 dan atau Pasal 360 ayat (1) dan (2) KUHP tentang kealpaan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 5 tahun. Lalu, Pasal 103 ayat (1) Juncto Pasal 52 UU RI nomor 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan hukuman penjara maksimal 9 bulan. Sehingga jaksa menuntut dua terdakwa menjalani hukuman penjara selama 6 tahun 8 bulan. 

"Dalam ketentuan Pasal 65 KUHP hanya satu ketentuan pidana yang dijatuhkan. Kemudian, dalam Pasal 65 ayat 2 disampaikan maksimal pemberatannya terhadap dua pasal itu, adalah sepertiga dari tuntutan,"  kata Fathur Rohman Kasi Penkum Kejati Jatim, Jumat (3/2).

Dua terdakwa dijerat tiga pasal lantaran terbukti sembrono ketika menyelenggarakan pertandingan Arema FC VS Persebaya pada awal Oktober 2022 lalu, hingga mengakibatkan 135 orang tewas. Padahal, jejak rekam keduanya sudah pengalaman. Menurut catatan berbagai sumber Abdul Haris menangani pertandingan sepak bola sejak 2015 silam. Sedangkan, Suko Sutrisno sudah 10 kali menjadi Security Officer.


Mendengar tuntutan ini kedua terdakwa berencana mengajukan nota pembelaan atau pledoi. Rencananya pledoi tersebut bakal diajukan lewat penasihat hukum dan sendiri. Hakim pun kemudian memutuskan sidang ditunda hingga 10 Februari.


Selama sidang, dua terdakwa ini terlihat terpukul. Terutama Sutrisno terlihat lama menundukkan kepala usai mendengar ancaman hukuman ini. Sutrisno menjawab pasrah dengan suara bergetar ketika ditanya ketua majelis hakim apakah bersedia atau tidak kembali menjalani sidang di tanggal 10 Februari.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved