Berita Malang Hari Ini
UM Carikan Solusi Mahasiswa "Ngendon" dengan Rekognisi Pembelajaran Lampau
Universitas Negeri Malang (UM) belum bisa menambah jumlah mahasiswa baru pada tahun ini karena masih memiliki mahasiswa lama
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM |MALANG - Universitas Negeri Malang (UM) belum bisa menambah jumlah mahasiswa baru pada tahun ini karena masih memiliki mahasiswa lama yang masih "ngendon" atau belum menyelesaikan kuliahnya melebihi lama kuliah normal.
Karena kondisi ini, menurut Prof Suyono MPd, Direktur Pendidikan UM, menjadi pertimbangan pokok terutama rasio dosen-mahasiswa.
"Kami mengawal betul di PD (Pangkalan Data) Dikti agar rasionya aman. Nomer satu itu dan dilakukan perguruan tinggi manapun. Ada hal baru yang kami canangkan di 2023 ini adalah menyisir mahasiswa Diploma, S1 hingga S3 yang "ngendon.)". Yang mestinya lulus tapi belum lulus," kata dia beberapa waktu lalu. Untuk mahasiswa S1 berarti mulai angkatan 2016 dimana sekarang adalah semester terakhir.
Mahasiswa S1 angkatan 2016 berakhir Juli 2023 dan harus selesai. Sedang S2 maksimal 8 semester, S3 10 semester. "Kami gencar menyelesaikan mahasiswa semester 12 dan seterusnya akan digelontor agar lulus. Jika banyak yang lulus, maka bisa menambah jumlah mahasiswa di 2024," jawabnya..
Dikatakan, ganjalannya PT di mana pun itu. "Karena perpanjangan akreditasi juga mengintip dari PD Dikti yang datanya realtime. Untuk penyelamatan mahasiswa, ada satu jalur rekognisi pembelajaran lampau (RPL)," kata Suyono.
Ini akan dimulai semester gasal 2023/2024 yang akan dimulai pada Agustus nanti akan mencoba membuka RPL.
"Yang kami utamakan adalah mahasiswa DO dan masa studi habis. Dengan RPL ini bisa menyelesaikan SKS yang belum selesai. Misalkan kurang skripsi, maka dikerjakan skripsinya. Jika kurang skripsi dan dua mata kuliah, ya dikerjakan itu. Harapanya bisa terselesaikan," kata dia.
Dikatakan adanya mahasiswa yang tidak daftar ulang dan mayoritas karena tidak menyelesaikan skripsi. Mahasiswa normal yang tidak cuti, harusnya semeter 7 dan 8 sudah habis SKS-nya dan tinggal skripsi. Biasanya tinggal skripsi 60 sampai 70 persen.
"Ini PR besar kami bagaimana menyelesiakan ini. Karena itu untuk membantu mahasiswa pada tahun ini bagaimana belajar meneliti dan menulis sejak dini. Sehingga sejak awal, sudah belajar meneliti dan menulis artikel. Dan pada semester berikutnya lancar menulis," jelas dia.
Dikatakan, mahasiswa harus tangguh terutama saat pengerjaan skripsi. Sebab kadang ada penolakan judul atau lainnya. Maka masukan dosen agar bisa dilaksanakan. Kendala mahasiswa S1 "ngendon" terutama pada skripsi.
Kondisi ini terjadi di semua fakultas di UM. Ia menyebut di beberapa prodi di UM mengadakan karantina agar mahasiswanya bisa menyelesaikan studinya di UM. Tahun ini UM akan menerima maba sekitar 10.000 an.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.