Berita Tulungagung Hari Ini

Ziarah Peradaban Yayasan Pandita di Pendharmaan Gayatri, Sosok Penting di Balik Penyatuan Nusantara

Candi Gayatri adalah tempat pendharmaan Gayatri, istri Raden Wijaya, raja  Majapahit pertama yang bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Dua penari membawakan tarian di depan patung Gayatri di Candi Gayatri Desa/Kecamatan Boyolangu, Sabtu (18/3/2023) sore. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Yayasan Pirukunan Abdi Budaya Tulungagung (Pandita) menggelar ziarah peradaban di Candi Gayatri Desa/Kecamatan Boyolangu, Sabtu (18/3/2023) sore.

Candi Gayatri adalah tempat pendharmaan Gayatri, istri Raden Wijaya, raja  Majapahit pertama yang bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Kegiatan ini untuk mengenang sosok Sri Rajapatni, gelar Gayatri, yang melahirkan ide menyatukan nusantara dan slogan Bhineka Tunggal Ika.

Acara dimulai dengan kirab para peserta dari rumah salah satu warga sambil membawa ubo rampe selamatan.

Para peserta masuk lingkungan Candi Gayatri dengan khidmat, lalu memutari satu tali, kemudian duduk di depan dan samping candi.

Selanjutnya digelar doa bersama lintas agama selama 2 jam.

“Istilahnya kami sowan ke Ibu Gayatri, lalu menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa,” terang Ketua Yayasan Pandita, Agus Utomo.

Menurut Agus, kondisi bangsa memang masih memprihatinkan karena berbagai kesulitan.

Setelah pandemic Covid-19, kini masyarakat banyak yang mengalami kesulitan ekonomi.

Doa bersama ini memohon keberkahan, agar semua masalah dan penghalang lekas hilang dari Indonesia.

“Reribet pepalang enggal suminggir. Kebaikan dan keberkahan menyertai masyarakat,” ujar Agus.

Candi Gayatri dipilih, karena di sinilah tempat pendarmaan tokoh besar yang bergelar Sri Rajapatni itu.

Sosoknya sebagai ibu negara Majapahit kala itu turut andil besar untuk penyatuan nusantara.

Kegiatan juga bertepatan pada Bulan Ruwah yang dalam tradisi Jawa dilakukan nyadran.

“Prinsipnya sama, ini nyadran, ini ziarah. Namun bahasanya disesuaikan dengan kekinian, agar bisa menarik generasi muda,” sambung Agung.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved