Berita Gresik Hari Ini

Bayi Tewas Diduga Akibat Suara Petasan, Penyulut Minta Maaf Setelah Bupati Gresik Datang

Astunggal meminta maaf karena dianggap memicu kematian bayi tetangganya akibat petasan yang dia sulut. Bukti scan tubuh bayi ada pembuluh darah pecah.

Penulis: Sugiyono | Editor: Yuli A
sugiyono
PETASAN - Astunggal, warga Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik yang diminta menyalakan petasan kembang api oleh cucu dan keponakannya sehingga diduga mengakibatkan bayi tetangganya meninggal dunia, Minggu (30/4/2023). 

Sebab, setelah kejadian suara ledakan petasan dan mengakibatkan bayi meninggal dunia, pihak keluarga Astunggal tidak ada itikad baik datang ke rumah untuk meminta maaf secara tulus.

 

“Baru, setelah ada Pak Bupati Gus Yani ke sini, baru bersedia meminta maaf. Dan itu hanya dari depan pintu. Kenapa, saat kemarin-kemarin saya minta datang untuk minta maaf kepada saudara saya langsung, dia (Astunggal) tidak bersedia,” kata Zlk, saat di rumah orang tua Nur Hasim dan Nur Faizah.

 

Menurut Zlk, saat lahir, kondisi bayi betul-betul sehat dan tidak ada kendala dengan kesehatan. Namun, setelah terjadi tragedi suara ledakan petasan kembang api, bayi tersebut langsung menangis keras dan mata sebelah kanan tidak bisa melihat. Setelah itu, lidah bayi juga kaku, sehingga sulit mencerna asi. Dan, akhirnya dibawa ke rumah sakit, hingga akirnya meninggal dunia Kamis (27/4/2023).

“Bukti scan tubuh bayi ada pembuluh darah pecah dan sudah dilihat dokter dan Polisi. Termasuk bukti selongsong petasan kembang api juga sudah diminta Pak Polisi saat di Balai Desa,” katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved