Berita Malang Hari Ini

Kehadiran Jaminan Sosial di Kampung Warna-warni Jodipan

Keberadaan kampung tematik di Kota Malang tidak sekadar mendorong tingkat kunjungan wisatawan, tetapi juga telah meningkatkan kesadaran sosial warga.

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/purwanto
KUNJUNGAN LIBUR LEBARAN KAMPUNG TEMATIK KOTA MALANG MENINGKAT 100 PERSEN -Wisatawan melakukan swafoto di kampung tematik, Kampung Warna-Warni Jodipan, Kota Malang, Jawa Timur saat libur lebaran, Senin (1/5/2023). Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kampung tematik Kota Malang menyebut kunjungan wisatawan selama Lebaran 2023 di Kota Malang meningkat 100 persen, saat hari biasa 100 orang dan saat libur lebaran 200 hingga 300 orang per hari. SURYA/PURWANTO 

SURYAMALANG.COM|MALANG - Keberadaan kampung tematik di Kota Malang tidak sekadar mendorong tingkat kunjungan wisatawan, tetapi juga telah meningkatkan kesadaran sosial warga. Masyarakat di Kampung Warna-warni Jodipan telah memiliki kesadaran untuk tidak buang sampah ke sungai. Mereka juga belajar bersikap ketika menerima tamu wisatawan yang datang.

Suatu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya jika melihat kondisi Jodipan satu dekade ke belakang. Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Warna-warni Jodipan, Agus Qodar menjelaskan, meningkatkan kesadaran masyarakat berkat berubahnya kampung menjadi tujuan wisata.

Tiket wisata senilai Rp 5000 telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Dari tiket itu, sebagian keuangan yang dikelola untuk membantu warga yang sakit. Pengurus Kampung Warna-warni Jodipan memberikan bantuan senilai Rp 500 ribu ke warga yang sakit agar bebannya tidak terlalu berat. Bantuan juga diberikan kepada warga yang berduka. 

"Bantuannya antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Jika kondisi ekonominya memang sulit, bantuannya mencapai Rp 1 juta," ujar Agus, Senin (1/5/2023).

Jaminan yang diterima masyarakat tidak sekadar itu saja, masyarakat di Kampung Warn-warni Jodipan juga telah dibebaskan biaya iuran sampah, keamanan, layanan kesehatan dan sebagainya. Jaminan itu bersumber dari dana tiket yang dikelola oleh pengurus. Agus mengatakan, perubahan sosial di Kampung Warna-warni Jodipan setelah menjadi tujuan wisata sangat besar.

"Dampak bagi masyarakat, lumayan bagus. Selama ini masyarakat terbantu dengan adanya Kampung Warna-warni Jodipan. Semua iuran seperti uang sampah, kemanan dan lainnya, itu ditangani oleh pengelola. Hanya ada satu syarat, ketika semuanya ditanggung, masyarakat jangan buang sampah di aliran sungai. Jaga kebersihan dan sopan santun," kata Agus.

Jaminan sosial itu telah mendorong perilaku masyarakat Kampung Warna-warni Jodipan lebih terbuka. Senyum sapa selalu hadir dari warga yang menyambut wisatawan. Menurut Agus, selain telah memberikan jaminan sosial, perubahan di Kampung Warna-warni Jodipan juga meningkatkan perekonomian masyarakat karena banyak warga yang berjualan.

Untuk menjaga keberlangsungan keberadaan kampung tematik seperti Kampung Warna-warni Jodipan, Agus berpendapat perlunya peningkatan fasilitas. Di tempatnya sendiri, Agus mengharapkan peningkatan fasilitas berupa tempat bermain anak. Disadari Agus, banyak wisatawan yang datang membawa keluarga ke Kampung Warna-warni Jodipan.

"Ketika wisatawan yang datang adalah keluarga, mereka sering membawa anak kecil sehingga di tempat ini butuh tempat untuk bermain anak," ungkpanya.

Selama ini belum ada tempat bermain untuk anak di Kampung Warna-warni Jodipan. Warga tengah mengupayakan fasilitas itu secara mandiri melalui pengelolaan keuangan sendiri. Secara mandiri, warga mengelola penghasilan yang masuk melalui penjualan tiket.

Kunjungan wisatawan ke Kampung Warna-warni Jodipan rata-rata antara 100 sampai 150 orang per hari di hari biasa. Jika akhir pekan, jumlahnya lebih dari 200 orang. Agus menyebut, saat libur Lebaran lalu, jumlah kunjungan meningkat pesat hingga lebih dari 400 orang per harinya.

"Di sini, banyak yang harus dilengkapi. Banyak pengunjung yang bawa anak kecil, saranan untuk anak kecil masih kurang. Kami juga butuh ahli untuk melihat kondisi jembatan. Jembatan kaca perlu dicek. Kami kan perlu ahlinya karena sudah tujuh tahun takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya saat ditemui setelah pertemuan halal bi halal pengurus kampung tematik se Kota Malang di Jodipan.

Di tempat yang sama, penggagas Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi yang akrab disapa Ki Demang mengungkapkan, berdasarkan hasil evaluasi kunjungan wisatawan selama libur Lebaran, tingkat kunjungan wisatawan ke kampung tematik di Kota Malang meningkat. Warga yang datang ke Kampung Warna-warni Jodipan juga berkunjung ke Kampung Tridi dan Kampung Biru Arema.

Isa menjelaskan, kampung tematik menjadi daya tarik karena Kota Malang tidak punya satu destinasi khusus yang dikunjungi. Ia menyebut ada 53 daya tarik wisata di Kota Malang, 23 diantaranya adalah kampung tematik

"Nah, 23 ini, 15 kampung rutin dikunjungi. 5 kampung yang kunjungan hariannya tinggi, 10 kampung lainnya berbasis paket seperti Kampung Budaya Polowijen," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved