Kontribusi KEK Belum Sebanding dengan Berbagai Insentif dari Pemerintah

Kontribusi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia pada Produk Domestik Bruto (PDB) relatif rendah dibandingkan negara lain.

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Faiq Nuraini
Ilustrasi. 

Menurutnya, kontribusi ideal untuk KEK di Indonesia adalah lebih dari 10 persen PDB.

"Tiongkok bisa mencapai 22 persen PDB. Idealnya, untuk negara yang baru mulai KEK atau jumlahnya masih sedikit seperti Indonesia bisa di atas 10 persen," tutur Bhima, Jumat (12/5).

Menurutnya, selama ini kucuran insentif dari pemerintah tidak tepat sasaran dan kurang spesifik dengan yang dibutuhkan penanam modal. Sehingga, investasi yang masuk tidak membawa dampak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bhima mengajukan beberapa saran untuk memperkuat sumbangan KEK terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertama, insentif harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan investor.

"Jangan melulu obral pajak, karena ini bukan satu-satu yang dibutuhkan," terangnya.

Kedua, benahi kapasitas SDM Indonesia untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja maupun pihak yang terlibat. Ketiga, jangan asal menerima usulan daerah menjadi KEK. Menurutnya, tidak semua daerah bisa menjadi KEK.

Keempat, memperbaiki infrastruktur yang ada terkait dengan kualitas jalan, stabilitas pasokan listrik, serta kualitas dan akses air bersih. "Kelima, perlu mempertimbangkan akses dari KEK ke bahan baku agar menekan biaya logistik," terangnya.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved