Malang Plaza Terbakar
Semangat Jefri Menafkahi Keluarga Setelah Dagangannya di Malang Plaza Terbakar
Peristiwa kebakaran Malang Plaza pada Selasa (2/5/2023) telah menghancurkan semua barang dagangan milik Jefri Iswanto di lantai tiga.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|MALANG - Peristiwa kebakaran Malang Plaza pada Selasa (2/5/2023) telah menghancurkan semua barang dagangan milik Jefri Iswanto yang berada di lantai tiga.
Ponsel dan segala macam aksesori yang ia jual telah meleleh akibat api. Pun barang-barang yang ada di dalam brangkas, rupanya juga tidak selamat.
Saat ditemui, Jefri menjelaskan kondisi barangnya yang ada di dalam brangkas berukuran 1 meter kali 60 Cm. Barang-barang yang berada di dalam brangkas itu telah meleleh karena panas yang terlampau tinggi. Meski kondisinya tidak begitu parah, namun barang-barang itu sudah tidak bisa disebut baru untuk dijual.
Dua pekan tepat setelah peristiwa kebakaran itu, Selasa (16/5/2023), Jefri masih juga belum memiliki tempat berjualan. Di waktu yang sama, ia didesak situasi untuk tetap mencari nafkah agar dua anak dan seorang istri di rumah tetap bisa makan.
Semangat tanggungjawabnya kepala keluarga telah mendorongnya melakukan berbagai cara untuk bisa bertahan. Ia pun mencoba melakukan hal baru yakni berjualan sepatu bekas. Sepatu bekas itu ia dapat dari jaringan pertemanannya. Awalnya ia beli, lalu dijual kembali.
Untungnya tidak banyak. Ada peluang untung Rp 50 ribu pun ia kejar. Selain itu, tidak setiap hari peluang berjualan sepatu bekas itu bagus. Pasalnya, konsumennya selama ini mengenal Jefri sebagai seorang penjual ponsel pintas dan berbagai macam aksesorinya.
"Ibarat kata untung Rp 50 ribu, saya kejar. Saya lakukan agar dapur di rumah tetap mengepul," ujarnya, Selasa (16/5/2023).
Ide berjualan sepatu bekas ini muncul karena desakan kondisinya yang serba sulit. Selain bertanggungjawab menafkahi keluarga, Jefri juga harus memikirkan nilai sewa rumahnya di kawasan Klayatan, Kecamatan Sukun. Ia juga punya tanggungan kredit yang perlu dibayar.
"Sejak peristiwa itu, saya minus hingga 60 persen," katanya.
Meski tidak begitu menjanjikan, Jefri tetap berupaya berjualan sepatu bekas. Tak banyak lagi yang bisa ia lakukan untuk mencari pendapatan. Sejatinya, Jefri juga masih berjualan ponsel dan aksesori. Ia jualan secara online.
Jefri mengaku bahwa dia sebenarnya tidak ingin berjualan online karena maraknya penipuan. Jefri sudah berulang kali menjadi korban penipuan jualan online. Selain itu, jualan online juga dianggapnya tidak aman bagi konsumen karena rendahnya kepercayaan terhadap barang elektronik yang dijual.
"Kadang konsumen beranggapan barang yang dibeli adalah replika," tuturnya.
Agar konsumennya tidak kecewa dan tetap menaruh kepercayaan, Jefri selalu mendatangi pelanggannya. Saat ditemui Surya, Jefri membawa tas besar yang berisi sejumlah ponsel berbagai merk dan aksesorinya. Barang-barang itu ia jajakan setiap kali bertemu orang.
"Sebenarnya saya ini ada janji bertemu pelanggan di Sudimoro. Ia mau beli ponsel," ungkapnya.
Dengan cara bertemu langsung dengan calon pembeli, Jefri bisa bertatap muka dan menjelaskan langsung produk yang ia jual. Produk-produk yang ia jual pun dipastikan barang baru. Suatu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya karena Jefri biasanya berjualan di lantai tiga Malang Plaza menunggu pembeli.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.