Berita Malang Hari Ini
Pemkot Malang Gunakan Pangkalan Data untuk Atasi Stunting dan Kemiskinan
Sutiaji memerintahkan bawahannya untuk menguatkan sistem pengkalan data untuk memvalidasi angka risiko stunting dan kemiskinan di Kota Malang
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM, MALANG - Wali Kota Malang Sutiaji memerintahkan bawahannya untuk menguatkan sistem pengkalan data untuk memvalidasi angka risiko stunting dan kemiskinan di Kota Malang. Secara teknis, penguatan sistem pangkalan data itu diharapkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Sutiaji, adanya pangkalan data yang akurat dapat membantu program penanganan stunting lebih baik. Ia juga ingin partisipasi dan keterlibatan masyarakat tetap aktif untuk mengatasi stunting dan kemiskinan.
"Sinergi harus disertai dengan data yang akurat. Saya minta Diskominfo segera lakukan percepatan, dan sistem database stunting dan kemiskinan harus dipenuhi untuk mendukung smart city", jelas Sutiaji.
Sebelum dituangkan dalam sistem TIK, penanganannya stunting dan kemiskinan berlangsung secara cross cutting. Dinsos sebagai penyedia data bertanggungjawab terhadap akurasi dan validitas. Dinkes sebagai pelaksana penanganan dan Bappeda sebagai perencana.
"Harus terhubung semuanya sampai menjadi sistem pangkalan data yang akurat," ujarnya.
Sutiaji juga meminta wilayah kecamatan dan kelurahan berperan sebagai garda terdepan penanganan resiko stunting dan kemiskinan. Menurutnya akses yang dimiliki kecamatan dan kelurahan memberikan keuntungan tersendiri.
Di era kepemimpinan Sutiaji, Pemkot Malang menyasar enam dimensi Smart City yakni, smart governance, smart economy, smart branding, smart living, smart environment, serta smart society. Kali ini, Sutiaji sangat ingin stunting dan kemiskinan menjadi perhatian dalam dimensi smart living yang di dalamnya merupakan gambaran upaya pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat.
Sutiaji menilai, smart city akan memudahkan pemerintah menentukan kebijakan karena didukung data akurat. Kondisi data stunting dan kemiskinan bergerak sangat dinamis.
"Kondisi stunting dan kemiskinan ini kan dinamis, berubahnya sangat cepat sehingga ini rawan, jangan sampai akhirnya data ini menjadi salah. Karena itu, maka penting punya pangkalan data," tegasnya.
Sutiaji juga berharap konsep smart city ini terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan yang ada dan merupakan bagian dari upaya pembangunan yang berkelanjutan. Dirinya berharap ke depannya konekstas antar dimensi smart city mampu membawa manfaat bagi masyarakat Kota Malang. (Benni Indo)
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.