Berita Malang Hari Ini

Wali Kota Malang Akui Perlu Tingkatkan Pemasaran Produk UMKM Bukan Makanan

Ada katalog lokal, ada Jatim Bejo, dan semuanya positif untuk UMKM, bahkan di Jatim Bejo transaksi Kota Malang tertinggi.

Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Wali Kota Malang, Sutiaji, berfoto bersama dengan anak-anak muda yang tergabung dalam Kopan dan Kipan Kota Malang. 

Ada katalog lokal, ada Jatim Bejo, dan semuanya positif untuk UMKM, bahkan di Jatim Bejo transaksi Kota Malang tertinggi.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemerintah Kota Malang harus mendorong pemerataan pemasaran produksi usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kota Malang.

Sejauh ini, UMKM makanan paling mendominiasi pasaran. Wali Kota Malang, Sutiaji menjelaskan, pihaknya tengah memikirkan memajukan produk UMKM lain selain kuliner.


Dalam acara Temu Bisnis Tahap VI Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF) di Jakarta Internasional Expo hari ini (3/8/2023),

Sutiaji mempelajari strategi dari daerah lain untuk mengembangkan produk UMKM. menurut Sutiaji sektor-sektor dalam UMKM di Kota Malang belum merata pertumbuhannya. 


Sampai saat ini, yang tertinggi tetap sektor olahan makanan atau usaha catering. Inilah yang membuat dirinya hadir dan mengikuti kegiatan tersebut. Sutiaji berharap apa yang di dapatkan dalam acara itu dapat dijadikan referensi dalam membuat kebijakan terkait UMKM.


"Kota malang ini punya potensi luar biasa, MFC kemarin bisa jadi contoh, pengenalan sektor pariwisata tapi juga UMKM-nya, ya dari apa yang dipakai kan merupakan produk UMKM lokal. Harapannya tentu sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, artinya satu kegiatan bisa mengangkat banyak sektor," ujarnya, Jumat (4/8/2023).


Salah satu upaya mengembangkan produk UMKM non kuliner adalah mempromosikan produk ke publik. Banyak cara yang dilakukan, yang tengah gencar dilakukan adalah membuat katalog. Kata Sutiaji, Pemkot Malang perlu mendalami potensi agar  pertumbuhan UMKM di semua sektor harus merata.


"Nah untuk terus mengembangkan ini, kebijakan kan sudah ada. Ada katalog lokal, ada Jatim Bejo, dan semuanya positif untuk UMKM, bahkan di Jatim Bejo transaksi Kota Malang tertinggi, hanya kekurangannya belum merata masih dominan usaha makanan," paparnya.

Ditanya tentang langkah strategis yang perlu dilakukan, Sutiaji mengatakan bahwa penggunaan produk dalam negeri merupakan kebijakan pemerintah pusat sehingga harus dapat diimplementasikan di daerah.

Menurutnya, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memberi contoh dan yang kedua adalah menarik minat masyarakat sehingga percaya dengan kualitas produk dalam negeri. 


"Kita perlu mensukseskan apa yang jadi kebijakan pemerintah pusat terkait belanja produk dalam negeri, intinya daerah harus mendukung dan terimplementasi dengan baik. Ya tentu sebelum bicara kebijakan, perlu ada contoh, ini saya pakai batik, celana  dan sepatu lokal, untuk itu saya mengajak ayo gunakan produk dalam negeri," katanya.


Sutiaj juga bicara perlunya perubahan pola pikir yang selama ini beranggapan produk dalam negeri kalah dengan produk luar negeri. Perlu banyak penguatan agar pola pikir masyarakat berubah. Menurut Sutiaji, produk dalam negeri, utamanya yang ada di Kota Malang juga memiliki daya saing.


"Maka perlu banyak penguatan, dari sisi kebijakan perlu kolaborasi, sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat, dari sisi pelaku usaha maka perlu menguatkan strategi pemasaran dan brandingnya," tutup Sutiaji.


Menkeu Sri Mulyani menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia dalam kondisi yang baik, khususnya dalam hal produksi, konsumsi dan ekspor. Karena itu kondisi perlu dimaksimalkan untuk menjaga iklim perekonomian di Indonesia. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved