Berita Malang Hari Ini

Angka Stunting Kota Malang di Bawah Target Nasional

Sesuai data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian angka stunting di Kota Malang tahun 2022 sebesar 18 persen.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
suryamalang.com/purwanto
Petugas mengukur tinggi badan balita di Pos Kesehatan Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Sebanyak 43 balita beresiko stunting mendapatkan tambahan gizi makanan. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang menyebut terdapat 1.950 orang yang menjadi pendamping keluarga untuk membantu mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Malang yang terdiri dari bidan, kader keluarga berencana dan kader PKK. SURYA/PURWANTO 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Angka stunting di Kota Malang masih di bawah target nasional.

Sesuai data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian angka stunting di Kota Malang tahun 2022 sebesar 18 persen.

Sesuai Peraturan Presiden nomor 72/2021, target angka stunting secara nasional sebesar 14 persen.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito mengatakan penanganan stunting dilakukan secara preventif dan kuratif.

"Langkah preventif itu dari calon pengantin. Kami bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA). Kami memberi edukasi kepada calon pengantin terkait bahaya pernikahan dini, sampai kesehatan reproduksi," ujar Donny kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (30/8).

Dinsos P3AP2KB juga bekerja sama dengan pemuda, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk memberi pendampingan dan edukasi di setiap kelurahan. Edukasi ini menyasar keluarga yang memiliki risiko stunting.

"Kami memiliki pendamping keluarga di setiap kelurahan. Kalau ada keluarga yang mampu secara ekonomi tetapi salah pola asuh, maka kami dampingi dan beri edukasi," katanya.

Dari sisi kuratif, Dinsos P3AP2KB Kota Malang dan PKK membentuk dapur sehat di sejumlah kelurahan agar memenuhi standar angka kecukupan gizi. Dinsos P3AP2KB juga memberi bantuan sosial (bansos) kepada keluarga yang mengalami stunting.

Bansos berupa paket berisi susu dan telur itu untuk memperbaiki asupan gizi.

"Kami ada dapur sehat di beberapa kelurahan. Kami kerja sama dengan PKK untuk mengetahui asupan gizi yang kurang kepada warga," ujarnya.

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengatakan perlu kolaborasi lintas sektoral untuk menurunkan angka stunting.

Menurutnya, permasalahan stunting bukan hanya urusan kelompok atau perangkat daerah tertentu, tapi tanggung jawab bersama, baik secara institusional dan personal.

Edy mengungkapkan isu stunting masuk dalam prioritas nasional. Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pemerintah menargetkan angka stunting turun signifikan dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024.

"Beberapa indikator masih perlu mendapat perhatian, seperti perkembangan angka kematian ibu, perkembangan angka kematan bayi dan kelahiran hidup," ujar Edy.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved