Berita Kota Batu Hari Ini
Kota Batu Tanpa Tempat Sampah Akhir, Tempat-tempat Wisata Mulaio Maksimalkan Pengolahan Sampah
Sampah organik kami gunakan untuk pupuk karena kami punya kebun bunga dan sampah anorganik ada pengepul yang datang untuk mengambil.
Penulis: Dya Ayu | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, BATU - Kota Batu tidak lagi punya tempat pembuangan sampah akhir sejak muncul gerakan warga Desa Tlekung Kecamatan Junrejo dan berujung penutupan TPA Tlekung pada Rabu (30/8/2023) lalu.
Kini, operasinal TPA Tlekung hanya untuk menghabiskan sampah lama yang menggunung di sana.
Pasca ditutupnya kiriman sampah ke TPA Tlekung, tempat wisata di Kota Batu mau tidak mau mulai sekarang harus mengolah sampah sendiri.
Seperti halnya di tempat wisata legendaris di Kota Batu, Selecta. Menurut Dirut Selecta, Sujud Hariadi, sebelum adanya penutupan pengiriman sampah ke TPA Tlekung, sampah Selecta dibuang di TPA Tlekung.
Namun kini setelah adanya penutupan TPA Tlekung, Selecta kembali mengoptimalkan TPS 3R yang sebelumnya sudah dibangun di dalam kawasan Selecta beberapa tahun lalu.
“Kami sudah mulai memilah sampah sejak TPA Tlekung ditutup. Kami menambah jobdesk 10 pekerja di sini untuk memilah sampah dan dikelola sendiri. Sampah organik kami gunakan untuk pupuk karena kami punya kebun bunga dan sampah anorganik ada pengepul yang datang untuk mengambil,” kata Sujud Hariadi, Minggu (3/9/2023).
Lebih lanjut Sujud menuturkan, setelah adanya pemilahan sampah yang diterapkan Pemkot Batu, jumlah sampah yang dihasilkan di taman Rekreasi Selecta berkurang banyak. Di Selecta biasanya dalam waktu 3 hari terkumpul sampah sekitar 1 truk. Tapi setelah dipilah, sekitar 1 truk sampah sampah didominasi sampah anorganik dan sampah organik, sedangkan sampah residu hanya 10 persen.
“Kalau pilah sampah pekerja hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Yang sulit itu sampah residu. Kami bingung bagaimana mengolahnya. Karena harus dibakar pakai mesin khusus agar tidak menyebabkan polusi. Kami akan koordinasi dengan DLH dan desa,” jelasnya.
Sementara itu di Jatim Park Group, adanya penutupan pengiriman sampah di TPA Tlekung tak begitu berdampak. Pasalnya sebelum adanya penutupan TPA Tlekung, Jatim Park Group sudah memiliki TPS 3R sejak satu tahun lalu.
“Awalnya memang ada kendala soal sampah, tapi bisa diatasi dan pada dasarnya semua samph berguna cuma perlu waktu saja. Sampah organik untuk pupuk, sampah sisa makanan untuk pakan ternak, limbah B3 kami masuk ke transporter. Sampah karton dan sampah botol plastik ada yang beli dan samph foam kami kumpulkan,” ujar Direktur Jatim Park Group (JTP) Suryo Widodo.
Sama halnya dengan Selecta, JTP Group juga terkendala untuk membuang sampah residu, karena selama ini sampah residu dibuang ke TPA Tlekung.
“Kemarin sampah residu dibuang ke TPA, tapi setelah ditutup kami belum tahu solusinya. Kalau JTP group punya lahan jadi tidak masalah, cuma perlu waktu, tapi yang tidak punya lahan bakal jadi masalah,” tuturnya.
Terkait Kenaikan UMK Tahun 2025, Begini Komentar Ketua PHRI Kota Batu |
![]() |
---|
Segini Nilai UMK Kota Batu Jika Mengacu pada Kenaikan 6,5 Persen |
![]() |
---|
Soal Gempa Megathrust, Begini Kata Pihak BPBD Kota Batu |
![]() |
---|
Pengurus Askot PSSI Kota Batu Mundur Berjamaah, Ganis Rumpoko Nyatakan Segera Gelar KLB |
![]() |
---|
Harga Apel Tak Lagi Bagus, Kaum Tani di Kota Batu Beralih Tanam Jeruk dan Sayur-mayur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.