Update Situasi Konflik Pulau Rempang Sampai Disorot Media Asing, Polisi Disebut Tangkap 43 Orang

Update situasi konflik Pulau Rempang sampai disorot media asing, polisi disebut tangkap 43 orang.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
TribunBatam.id/Aminudin-ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Spt.(Teguh Prihatna) Via Kompas.com
Herman meminta bantuan anaknya jadi korban gas air mata yang dibawa angin masuk lewat jendela kamar (kanan). Update situasi konflik Pulau Rempang sampai disorot media asing, polisi disebut tangkap 43 orang 

SURYAMALANG.COM, - Intip update situasi konflik Pulau Rempang sampai disorot media asing yang berbasis di Singapura. 

Media tersebut menyebut 43 orang yang jadi penyebab kerusuhan konflik Pulau Rempang ditangkap polisi. 

Sementara itu konflik Pulau Rempang yang tidak kunjung usai juga membuat Satuan Brimob Polda Riau mengirim 200 personel. 

Konflik Pulau Rempang terjadi sejak Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana merelokasi penduduk Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau yang berjumlah lebih kurang 7.500 jiwa.

Relokasi itu dilakukan untuk mendukung rencana pengembangan investasi di Pulau Rempang.

Rencananya di Pulau Rempang akan dibangun kawasan industri, jasa, dan pariwisata dengan nama Rempang Eco City.

Proyek ini bahkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pusat.

Rempang Eco City digarap PT Makmur Elok Graha (MEG) yang kepemilikannya dikaitkan dengan pengusaha nasional Tommy Winata, konglomerat pemilik Grup Artha Graha.

Dengan adanya Rempang Eco City, ditargetkan bisa menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080.

Namun rencana tersebut mendapat penolakan warga sehingga terjadi bentrokan, bahkan anak sekolah yang masih melakuan aktivitas belajar mengajar terpaksa dihentikan.

Berikut update terbaru situasi konflik Pulau Rempang:

1. Disorot Media Asing

Kericuhan antara polisi dan warga di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepri menjadi sorotan media asing.

CNA, media yang berbasis di Singapura mengatakan, polisi Indonesia telah menangkap 43 orang yang dituduh menyebabkan kerusuhan dan menyerang polisi selama protes mengenai rencana relokasi masyarakat untuk kawasan industri bernilai miliaran dolar.

Adegan kekerasan meletus pada hari Senin di kota Batam, yang terletak sekitar 44 km dari Singapura, di mana sekitar 1.000 demonstran berkumpul di depan kantor BP Batam, salah satu pengembang proyek Rempang Eco City.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved