Berita Ponorogo

Sosok Kepsek SMPN 1 Ponorogo Tarik Iuran Rp 1,7 Juta untuk Beli Mobil, Ini Curhatan Wali Murid

Sosok Kepsek SMPN 1 Ponorogo tarik iuran Rp 1,7 juta untuk beli mobil, ini curhatan Wali murid.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
smpn1-pon.sch.id/kolase tribunjatim.com/Instagram @infoponorogo
Sosok Kepsek SMPN 1 Ponorogo Tarik Iuran Rp 1,7 Juta untuk Beli Mobil, Ini Curhatan Wali Murid 

SURYAMALANG.COM, - Inilah sosok Kepsek SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid yang viral karena sekolah menarik iuran Rp 1,7 juta kepada setiap murid. 

Uang iuran tersebut nantinya akan dipakai membeli mobil baru, alat musik dan komputer. 

Kepala Sekolah alias Kepsek SMPN 1 Ponorogo juga mengklaim semua wali murid telah setuju dengan keputusan itu. 

Dalam postingan yang dibagikan akun Instagram @infoponorogo terpajang foto surat tarikan sumbangan.

Di foto tersebut ada 3 poin sumbangan dan yang pertama adalah pengadaan alat musik berjumlah Rp 94.080.000.

Kemudian kedua pengadaan peremajaan mobil sekolah (Inova 2019) berjumlah Rp 265 juta.

Lalu pengadaan ketiga adalah komputer sebanyak 34 unit senilai Rp 195.500.000.

Total yang harus ditanggung adalah Rp 554.580.000 lalu dikurangi dengan penjualan mobil lama sebesar Rp 45.000.000.

Jadi yang ditanggung adalah Rp 509.580.000 dibagi 288 siswa yang artinya setiap murid akan iuran Rp 1.769.375.

Sampai Jumat (29/9/2023), postingan tersebut telah disukai oleh 4500 netizen.

Tidak hanya di Instagram, surat penarikan sumbangan juga menyebar di WhatsApp.

Surat penarikan sumbangan SMPN 1 Ponorogo yang menyebar di WhatsApp utuh tanpa potongan.

Di surat itu, wali murid diberi 3 pilihan jenis mobil untuk dibeli:

Pada pilihan pertama mobil Inova 2017 dengan harga Rp 225 juta.

Pilihan kedua mobil Inova 2018 dengan harga Rp 240 juta dan pilihan ketiga Inova 2019 dengan harga Rp 265 juta.

Bila memilih mobil pilihan pertama, maka iuran setiap siswa akan dikenai biaya Rp 1,590.556.

Bila memilih mobil kedua setiap siswa iuran Rp 1.682.569 dan bila memilih mobil ketiga iuran menjadi Rp 1.769.375.

Terkait postingan yang viral, Imam Mujahid sebagai Kepala SMPN 1 Ponorogo tidak membantah. 

Menurut Imam Mujahid iuran itu sudah dibahas dan disepakati melalui komite.

Lalu kata Imam Mujahid yang memutuskan hal tersebut juga komite bersama wali murid.

Lantas seperti apa sosok Imam Mujahid?

Mengutip Surya.co.id, Drs, Imam Mujahid, MA baru menjabat sebagai kepala sekolah SMPN 1 Ponogoro selama satu tahun, sejak Maret 2022.

Sebelumnya, Imam Mujahid mengawali pekerjaannya di SMPN 3 selama 20 tahun di bawah Gunung Gajah.

Kepsek SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid
Kepsek SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid (smpn1-pon.sch.id/kolase tribunjatim.com)

Kemudian, Imam Mujahid mendapat kesempatan memimpin SMPN 3 Slahung di bawah Gunung Pringgitan selama 5 tahun.

Setelah itu, Imam juga menjadi kepala sekolah di SMPN 1 Sampung di bawah lereng Gunung Gamping selama 4 tahun.

Perjalanannya dari gunung ke gunung itu akhirnya membawa Imam Mujahid ke SMPN 1 Ponogoro.

Curhatan Wali Murid

Dalam surat yang menyebar di WhatsApp terpampang jelas lembaran itu ditandatangani oleh Ketua Komite, Bendahara Komite dan Kepala SMPN 1 Ponorogo.

“Memang benar surat itu. Dan kalau saya pribadi ada point peremajaan mobil sebenarnya tidak terlalu urgent,” ujar salah satu wali murid SMPN 1 Ponorogo berinisial PR, Jumat (29/9/2023) .

PR mengatakan kalau peremajaan mobil tidak tepat sasaran kecuali komputer Ia secara pribadi tidak terlalu mempersoalkan.

Menurut penilaian PR, komputer bisa dipakai oleh setiap murid, sedangkan mobil tidak demikian. 

“Kalau mobil kan tidak mungkin bisa dipakai semua. Jadi saya merasa keberatan diperemajaan mobil" kata PR. 

"Komputer okelah bisa dipakai semua murid bisa,” terangnya.

Edaran rincian iuran SMPN 1 Ponorogo untuk beli mobil, komputer dan alat musik
Edaran rincian iuran SMPN 1 Ponorogo untuk beli mobil, komputer dan alat musik (Instagram @infoponorogo)

Apalagi, kata PR mobil yang diminta adalah mobil merk Toyota jenis Inova.

PR pun mempertanyakan apakah benar-benar akan digunakan untuk sekolah atau lainnya.

“Kalau nanti dipakai apa saya pribadi tidak tahu. 200 murid, mobil satu apa bisa dipakai? Kebijakan tidak ada yg populis Kalau Inova tidak populis. Apa harus Inova?,” tanya PR.

PR berharap kebijakan tersebut ditinjau ulang karena saat kesepakatan, ratusan wali murid memang diundang.

Namun menurut PR tidak membuat kesepakatan dari nol.

“Jadi di sana sudah ditawarkan 3 pilihan. Hanya pada beda tahun Inova. Kesepakatan itu harus dipikir ulang khususnya mobil,” terang PR.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

(Suryamalang|Pramita Kusumaningrum)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved