Berita Magetan Hari Ini

Riwayat Warung Mbok Yem di Gunung Lawu, Selamat dari Kebakaran, Kondisi Pemiliknya Terungkap

Riwayat warung mbok Yem di Gunung Lawu, selamat dari kebakaran, kondisi pemiliknya terungkap

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Febrianto Ramadani/BangkaPos.com
Mbok Yem (kiri), warung Mbok Yem (kanan). Riwayat warung mbok Yem di Gunung Lawu, selamat dari kebakaran, kondisi pemiliknya terungkap 

SURYAMALANG.COM, - Inilah riwayat warung Mbok Yem di Gunung Lawu yang selamat dari kebakaran padahal warung lain ada yang hangus. 

Usaha warung Mbok Yem di Gunung Lawu sangat melegenda terutama di kalangan para pendaki dan sudah berdiri sejak tahun 80-an. 

Warung Mbok Yem ramai dibicarakan sebab Gunung Lawu terbakar sejak Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.

Gunung Lawu yang berada di tiga kabupaten yakni Karanganyar, Ngawi, dan Magetan itu sampai saat ini masih dalam proses pemadaman.

Saat kebakaran terjadi sempat beredar kabar di media sosial bila warung Mbok Yem ikut terbakar namun kabar itu tidak benar. 

Informasi tersebut menyebar setelah akun Instagram @agendasolo, Minggu (1/10/2023) menunjukkan api mulai merembet ke kawasan yang diduga Hargo Dalem, lokasi warung Mbok Yem berada. 

'Info terkini dari kebakaran Gunung Lawu. Warung di sekitar Hargo Dalem sudah terbakar, menurut informasi, 1/2 warung mbok yem juga sudah terbakar. Hingga saat ini api sudah mulai memasuki wilayah Jawa Tengah,' tulis akun tersebut. 

Menanggapi postingan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karanganyar Juli PH menyatakan warung Mbok Yem masih aman.

Juli menyebut warung yang terbakar setengah itu bukanlah warung Mbok Yem melainkan warung milik Mbok Giyar.

"Warung Mbok Yem aman, yang terbakar separuh warung Mbok Giyar," kata Juli, kepada TribunSolo.com (grup Suryamalang), Minggu (1/10/2023).

Juli mengatakan, selain Warung Mbok Yem dan Mbok Giyar di Hargo Dalem masih ada dua warung lain yang terdampak.

Sehingga total ada 4 warung di Hargo Dalem yang terdampak kebakaran hutan di Gunung Lawu.

"Di lokasi itu ada 4 warung, ada Mbok Yem, Mbok Giyar, Mbok Jenggot dan Pak Kelik, keempat warung aman, hanya warung Mbok Giyar yang terbakar," pungkas Juli.

Sedangkan Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan menyampaikan Mbok Yem saat ini juga dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.

Menurut Ridwan para angggota kepolisian, relawan, dan petugas perhutani di Cemoro Sewu masih berupaya memadamkan api.

Adapun api di sekitar puncak di lingkungan warung Mbok Yem sudah padam. 

Lantas seperti apa riwayat warung Mbok Yem dan sosok pemiliknya?

Mbok Yem memiliki nama asli Wakiyem yang sekitar tahun 2018 namanya mulai diberitakan media.

Wanita berusia 63 tahun itu adalah pemilik warung di puncak Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Letak warungnya tak biasa, Mbok Yem memilih membuka rumah makan di tempat dengan ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.

Warung Mbok Yem sudah ada sejak 1980-an dan hanya terbuat dari dinding kayu, tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.

Baca juga: Kebakaran Gunung Lawu, 16 Hektare Hutan Terbakar di Ngawi dan Magetan

Warung Mbok Yem di Gunung Lawu yang selamat dari kebakaran
Warung Mbok Yem di Gunung Lawu yang selamat dari kebakaran (Suryamalang|Eko Darmoko/ Bangkapos.com)

Para pendaki menjuluki warung tersebut sebagai warung tertinggi di Indonesia.

Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem, mengingat curamnya lajur pendakian.

Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.

Mbok Yem bercerita pada Kompas.com (grup Suryamalang) 5 Juli 2018, Ia akan tetap berjualan di warung itu sampai kapan pun selama dia masih kuat.

"Selama saya masih kuat untuk bekerja di sini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa.

Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.

Tantangannya berupa cuaca ekstrem seperti angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.

Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.

Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.

Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu dan dibantu beberapa kerabat dekatnya.

Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.

"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkap Mbok Yem.

Baca juga: 20 Hektare Hutan dan Lahan di Lereng Gunung Raung Jember Ludes Terbakar

Artikel BangkaPos.com 'Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu yang Kebakaran'.

Mbok Yem saat ditandu oleh dua orang menuruni Puncak Gunung Lawu demi pulang kampung Hari Raya Idul Fitri
Mbok Yem saat ditandu oleh dua orang menuruni Puncak Gunung Lawu demi pulang kampung Hari Raya Idul Fitri (SURYAMALANG.COM/Febrianto Ramadani)

Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.

"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," tutur Mbok Yem.

Pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, mudiknya terasa sedikit berbeda.

Mok Yem baru kembali naik gunung dan membuka warungnya saat jalur pendakian Gunung Lawu dibuka.

Tahun lalu, Mbok Yem mudik ke rumah anaknya yang kedua di Solo.

Pada tahun ini, Mbok Yem turun gunung lagi menggunakan tandu.

Saiful Gimbal, keponakan Mbok Yem mengatakan, Mbok Yem pulang dari warungnya di Gunung Lawu untuk berkumpul dengan keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, untuk merayakan Lebaran.

"Mungkin seminggu lah di rumah untuk merayakan Lebaran," kata Saiful Gimbal mengutip Kompas.com, (28/4/2022).

Perjalanan turun gunung, menurut Syaiful, tidak memakan waktu lama, berangkat pukul 11.00 WIB tiba pukul 14.00 WIB.

"Percaya nggak percaya berangkatnya pukul 11.00 WIB sampai di rumah jam 2 siang," imbuh Syaiful.

Penyebab Kebakaran

Sukarelawan Karanganyar Ari Budi mengatakan kebakaran yang terjadi di Gunung Lawu ini belum diketahui penyebabnya.

Menurut Ari, api pertama kali muncul dari wilayah Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

"Belum tahu (penyebab kebakaran). Masalahnya dari arah Jogorogo kebakarannya," kata Ari dihubungi Kompas.com, Senin (2/10/2023).

Kebakaran hutan di Gunung Lawu mulai merembet ke pos Gupakan Menjangan.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved