Berita Surabaya Hari Ini

Bayangkan Jakarta - Surabaya 3,5 Jam, Kata Menhub Soal Rencana Kereta Api Cepat

Waktu tempuh yang dibutuhkan pun relatif lebih sedikit dibandingkan kereta yang sudah ada saat ini. "Bayangkan Jakarta - Surabaya 3,5 jam," ujarnya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yuli A
pixabay.com/arminep
ILUSTRASI - Kereta api cepat. 

Waktu tempuh yang dibutuhkan pun relatif lebih sedikit dibandingkan kereta yang sudah ada saat ini. "Bayangkan Jakarta - Surabaya 3,5 jam," ujarnya.

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi  menyiapkan rancangan pembangunan kereta api cepat Jakarta - Surabaya. Ada berbagai pertimbangan sebelum hal itu direalisasikan, di antaranya tarif dan daya beli masyarakat.

Ia menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan untuk mulai membuat blue print kereta cepat. Rancangan tersebut nantinya melanjutkan dari Bandung ke Surabaya.

"Tentu, apa yang kita buat adalah satu konsep yang meneruskan apa yang sudah kita letakkan pada dasar transformasi dari kereta cepat," kata Menhub Budi ketika dikonfirmasi di Surabaya.

Menurutnya, pemerintah memiliki berbagai pertimbangan untuk melanjutkan pembangunan tersebut. Di antaranya, kemudahan masyarakat menjangkau transportasi umum dan efisiensi waktu.

Menhub Budi menyatakan, pemerintah telah membuktikan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa terealisasi. Karenanya, pihaknya kemudian membuat mapping atau rancangan dengan variabel-variabel tertentu yang membuat kereta api nanti lebih efisien.

Waktu tempuh yang dibutuhkan pun relatif lebih sedikit dibandingkan kereta yang sudah ada saat ini. "Bayangkan Jakarta - Surabaya 3,5 jam," ujarnya.

Dalam menyusun blueprint tersebut, ada beberapa variabel perhitungan yang menjadi pertimbangan. Di antaranya, biaya anggaran yang dibutuhkan.

Ia menjelaskan, perhitungan cost akan menyesuaikan dengan jalur jalur kereta cepat tersebut. Baik untuk pembebasan lahan hingga biaya pembangunan rel.  "Sebab, kondisi jalur mempengaruhi (model) jalur. Misalnya, apakah yang rata dengan tanah, under pass, atau jalan di atas," kata Menhub.

Selain dari anggaran yang dibutuhkan, pihaknya juga mempertimbangkan jarak hingga daya beli masyarakat. Sebagai moda transportasi umum,  kereta cepat harus kompetitif dengan tetap memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat.

Nantinya, hal tersebut masuk dalam blueprint yang sama. "Nah, itu mempengaruhi. Terus cara, terus daya beli masyarakat, ini dihitung sebagai suatu optimalisasi," jelasnya.

Selain memberikan dampak kepada pengguna transportasi, Menhub juga optimis bisa membawa dampak kepada masyarakat sekitar jalur yang dilalui. Sehingga, bukan semata-mata untuk komersial, namun harus ada tanggung jawab bersama baik pihak swasta atau pemerintah.

"Justru yang akan mendapatkan bangkitan ekonomi itu adalah kota-kota yang dilalui. Cost yang dikeluarkan pada kereta cepat, terbayarkan pada bangkitnya ekonomi di banyak daerah. Katakanlah Purwokerto, Cirebon, Jogja, Solo dan Surabaya, pasti akan kegiatan ekonomi bertambah," kata dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi siap mendukung penuh rencana tersebut. Apalagi, Kota Surabaya dan Jakarta merupakan salah satu pusat bisnis di Indonesia.

"Semoga yang disampaikan Pak Menteri (Perhubungan) bisa terwujud (kereta cepat) Surabaya-Jakarta. Karena bisnis banyak yang di Surabaya dan Jakarta," kata Wali Kota Eri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved