Berita Surabaya Hari Ini

Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh, Kena Tendangan Kungfu hingga Patah Tulang

Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya dihajar oknum buruh, kena tendangan kungfu hingga patah tulang.

|
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Instagram @aslisuroboyo
Video viral pengeroyokan. Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya dihajar oknum buruh, kena tendangan kungfu hingga patah tulang. 

"Saya yang ditendang agak nyeri cuman enggak ada retak di tulang rusuk. Sama kepala belakang agak pusing, cuman enggak ada gegar otak, jadi aman," ucapnya.

Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh 1
Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh 1 (Instagram @aslisuroboyo)

"Kalau yang Tareq ini ada retak di bagian punggung karena mungkin kena injak-injak massa itu tadi," tambah Abdul.

Abdul sendiri tidak mengingat berapa orang yang melakukan penganiayaan kepadanya dan Tareq. 

Sebab, dia fokus untuk mencari perlindungan agar tidak mendapatkan kekerasan.

Saat ini, Abdul dan Tareq sudah diperbolehkan pulang oleh RSUD dr. Soewandhie. 

Namun, mereka diharuskan melakukan pemeriksaan kembali tiga hari kemudian.

Baca juga: Viral Reaksi Santai Penumpang Air India saat Atap Pesawat Bocor, Tak Ada yang Panik Malah Tertidur

Artikel Kompas.com 'Cerita Abdul Muid Saat Dikeroyok Massa di Demo Buruh Surabaya'.

Dua korban penganiayaan saat demo buruh di Surabaya
Dua korban penganiayaan saat demo buruh di Surabaya (Dokumen: Satpol PP Surabaya)

Sementara itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mempercepat pengusutan kasus ini.

"Laporan ke polisi sudah dilakukan. Kami juga sudah menyampaikan kepada Pak Kapolrestabes (Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce), saya meminta agar perkara ini menjadi atensi," kata Eri Cahyadi dikonfirmasi, Jumat (1/12/2023).

Eri Cahyadi lantas menjelaskan kronologi masalah tersebut.

Ia mengatakan petugas Satpol-PP hanya ingin membantu masyarakat yang terjebak demo buruh.

"Ini sudah perbuatan yang kebangetan (keterlaluan). Petugas kami hanya membantu masyarakat yang tidak bisa lewat. Saat itu masyarakat melewati pedestarian" jelas Eri Cahyadi.

"Ada yang terlambat kerja, dan sebagainya" imbuhnya. 

"Petugas hanya meminta izin agar membuka (barisan buruh) sebentar ruas jalan agar warga ini bisa lewat. Ketika itulah kemudian terjadi masalah ini (pengeroyokan dan penganiayaan)," kata Eri Cahyadi. 

Sebaai Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun menyayangkan kejadian tersebut sebab seharusnya unjuk rasa tetap sesuai aturan yang berlaku.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved