Berita Malang Hari Ini
Cara Pandang Sosiolog UMM dan UM Soal Fenomena Mengakhiri Hidup di Malang
Sosiolog Universitas Negeri Malang (UM) Nanda Harda Pratama Meiji S.Sos., M.A. mengungkapkan pentingnya pola hidup kesehatan mental.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, MALANG - Merebaknya beberapa kasus mengakhiri hidup di Kota Malang menjadi salah satu masalah dalam kehidupan masyarakat urban (perkotaan) maupun rural (perdesaaan).
Sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Luluk Dwi Kumalasari, M.Si, menuturkan, sejatinya fenomena ini bukan hanya terjadi di masyarakat urban tetapi juga rural. Karena selain lingkungan sosial, pengaruh dari masing-masing individu juga sangat berpengaruh.
"Artinya, lingkungan sosial memang bisa menjadi faktor penyebab dan pencegah. Akan tetapi, keputusan melakukan tindakan tersebut lebih bersifat individual," ujarnya.
"Tuntutan kebutuhan hidup semakin tinggi. Di sisi lain, saya melihat SDM yang ada belum bisa mengimbangi secara totalitas,"
"Sehingga banyak yang hidup dengan lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. Ini kemudian memunculkan banyak masalah psikologis atau stress," jelasnya.

Baca juga: Wasiat di Kaca Rias: Kakak Jaga Diri, Uang Papa Mama untuk Pemakaman Jadi Satu
Sementara itu, sosiolog Universitas Negeri Malang (UM) Nanda Harda Pratama Meiji S.Sos., M.A. mengungkapkan pentingnya pola hidup kesehatan mental.
Penting sekali untuk lingkungan sosial di sekitar individu sebagai pemberi semangat kehidupan.
"Karena kebutuhan individu dalam konteks sosialisasi. Namun, memang dalam bersosialiasi terkadang kita menemukan dinamika yang justru membuat individu enggan atau kurang percaya pada lingkungan sekitar mereka. Seperti adanya kasus bullying atau pembentukan golongan tertentu," terangnya.
Oleh sebab itu, peranan keluarga sebagai lingkungan sosial terdekat dari individu memegang peranan penting. Terutama dukungan keluarga untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.
Dia mengungkapkan, mengingat perkembangan kecepatan teknologi informasi, memungkinkan segala macam akses yang notabenenya positif namun justru memunculkan ekses sosial di masyarakat.
Baca juga: Mantan Mahasiswi Ternyata Sengaja Jatuhkan Diri dari Lantai 12 Gedung Kamus UB Malang
Menurutnya pada masalah urban, sampai saat ini ada dua poin penting. Pertama adalah aksesibilitas penggunaan media sosial yang masih kacau sehingga masyarakat mudah menelan informasi yang terkadang belum jelas kebenarannya.
"Lalu masalah kedua, terkait ketimpangan sosial ekonomi masyarakat. Dua hal ini kalau tidak segera ditindaklanjuti akan memunculkan potensi konflik di kemudian hari,"
"Ini bisa membuat masyarakat semakin jenuh, dan berpotensi menimbulkan dampak negatif baik secara individu maupun kelompok," imbuhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, banyak cara yang bisa ditempuh melalui kekuatan individu dan sosial. Mulai dari perlunya pembelajaran dan pengetahuan terkait kesehatan mental bagi semua pihak.
Kemudian menghilangkan stigma atau cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental yang dianggap semacam disfungsi.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.