Berita Surabaya Hari Ini
Pemilik Toko Surabaya Hobby Bantah Tuduhan Amerika Soal Pasok Komponen Drone ke Iran
Toko Surabaya Hobby di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, menjadi perhatian internasional karena dituduh jual spare part drone ke Iran.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Toko Surabaya Hobby di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, menjadi perhatian internasional.
Itu setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat (US Departement of Treasury) menuduh Agung Surya Dewanto, pemilik toko itu, memasok 100 servomotor untuk mendukung produksi ilegal kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Iran.
Hasil produksi kemudian diproyeksikan bagi kelompok teroris di Timur Tengah. Benarkah demikian?
Dari luar, penampakan toko 'Surabaya Hobby' yang beralamat di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, seperti kebanyakan toko.
Setelah rolling door, ada pintu dan jendela yang terbuat dari kaca. Pintu kaca itu terpasang stiker warna putih menutupi seluruh bagian sehingga dari luar tidak terlihat ada aktivitas apa atau barang apa saja yang dijual di dalam.
Terlihat dua senapan angin setelah pintu masuk.
Beberapa etalase yang menutupi di dinding terdapat kamera drone seukuran remote TV.
Di toko itu juga ada satu pesawat miniatur terbuat dari fiber yang kurang lebih ukurannya sebesar tas ransel.
"Drone di sini paling murah Rp7 juta," ucap karyawati toko.
Ia mengaku sudah mendengar kabar tuduhan Amerika itu. Tak lama, ia naik ke lantai dua memanggil seorang perempuan untuk turun ke lantai I.
Frea Febri, nama wanita yang dipanggil karyawan itu, memperkenalkan diri sebagai owner sekaligus marketing Surabaya Hobby.
Toko itu menjual produk-produk Da-Jiang Innovations (DJI) asal China.
Frea mengaku kaget ketika pertama kali mendengar tempat usahanya disebut Amerika memasok komponen pesawat nirawak ke kelompok teroris.
Dia merasa selama 10 tahun lebih usahanya menjual miniatur pesawat tanpa awak, drone, serta sparepartnya tidak pernah melayani pembelian ke luar negeri.
"Sekitar tahun 2017 kami pernah dapat pembelian senapan angin untuk dikirim ke Malaysia. Tapi akhirnya barang kembali karena prosedurnya sangat rumit. Setelah itu kami gak pernah kirim barang ke luar negeri, jadi kaget sekali disebut pernah kirim drone ke Iran," keluh Frea.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.