Berita Surabaya Hari Ini

Pemilik Toko Surabaya Hobby Bantah Tuduhan Amerika Soal Pasok Komponen Drone ke Iran

Toko Surabaya Hobby di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, menjadi perhatian internasional karena dituduh jual spare part drone ke Iran.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yuli A
tony hermawan
Frea Febri, 24 tahun, pemilik sekaligus divisi pemasaran Surabaya Hobby. Toko itu menjual produk-produk Da-Jiang Innovations (DJI). Departemen Keuangan Amerika Serikat menyebut toko itu memasok komponen pesawat nirawak ke kelompok teroris. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Toko Surabaya Hobby di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, menjadi perhatian internasional.

Itu setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat (US Departement of Treasury) menuduh Agung Surya Dewanto, pemilik toko itu, memasok 100 servomotor untuk mendukung produksi ilegal kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Iran.

Hasil produksi kemudian diproyeksikan bagi kelompok teroris di Timur Tengah. Benarkah demikian?

Dari luar, penampakan toko 'Surabaya Hobby' yang beralamat di Jalan Barata Jaya XIX, Surabaya, seperti kebanyakan toko.

Setelah rolling door, ada pintu dan jendela yang terbuat dari kaca. Pintu kaca itu terpasang stiker warna putih menutupi seluruh bagian sehingga dari luar tidak terlihat ada aktivitas apa atau barang apa saja yang dijual di dalam. 

Terlihat dua senapan angin setelah pintu masuk.

Beberapa etalase yang menutupi di dinding terdapat kamera drone seukuran remote TV.

Di toko itu juga ada satu pesawat miniatur terbuat dari fiber yang kurang lebih ukurannya sebesar tas ransel. 

"Drone di sini paling murah Rp7 juta," ucap karyawati toko.

Ia mengaku sudah mendengar kabar tuduhan Amerika itu. Tak lama, ia naik ke lantai dua memanggil seorang perempuan untuk turun ke lantai I.

Frea Febri, nama wanita yang dipanggil karyawan itu, memperkenalkan diri sebagai owner sekaligus marketing Surabaya Hobby.

Toko itu menjual produk-produk Da-Jiang Innovations (DJI) asal China.

Frea mengaku kaget ketika pertama kali mendengar tempat usahanya disebut Amerika memasok komponen pesawat nirawak ke kelompok teroris.

Dia merasa selama 10 tahun lebih usahanya menjual miniatur  pesawat tanpa awak, drone, serta sparepartnya tidak pernah melayani pembelian ke luar negeri.

"Sekitar tahun 2017 kami pernah dapat pembelian senapan angin untuk dikirim ke Malaysia. Tapi akhirnya barang kembali karena prosedurnya sangat rumit. Setelah itu kami gak pernah kirim barang ke luar negeri, jadi kaget sekali disebut pernah kirim drone ke Iran," keluh Frea.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved