Berita Pasuruan Hari Ini

Hutan Konservasi Dibabat jadi Kebun Kentang, Ini Jawaban Pihak TNBTS Saat Warga Mulai Resah

Hutan Konservasi di wilayah Pasuruan yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mulai banyak beralih fungsi jadi lahan pertanian

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika
Foto kawasan hutan konservasi yang kondisinya memprihatinkan dan membuat warga Pasuruan khawatir. Pohon dibabat, hutan sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian kentang 

SURYAMALANG.COM , PASURUAN - Kondisi hutan konservasi dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang kini sudah beralih fungsi kian meresahkan warga.

Hutan Konservasi di wilayah Pasuruan yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mulai banyak beralih fungsi menjadi lahan pertanian kentang.

Bahkan muncul dugaan kuat terjadinya perambahan hutan secara ilegal.

Informasi yang didapatkan, para petani yang diduga menjadi pelaku perambahan itu memanfaatkan hutan yang ada di wilayah TNBTS sebagai tempat menanam kentang.  

Ada ratusan hektar lahan hutan yang sudah alih fungsi jadi lahan pertanian.

Petani lokal pun resah melihat alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, karena ini tidak sesuai peruntukan.  

Imam, warga Pusung Malang Puspo Pasuruan mengeluhkan sikap pelaku perambahan hutan yang tidak takut dan tetap santai menanam kentang di lahan hutan itu. 

“Kami juga sempat menyampaikan informasi ini ke pihak TNBTS. Namun hingga saat ini para penggarap tetap saja leluasa menanam kentang,” katanya, Jumat (19/1/2024).

Dia mengatakan, perambahan itu masih berjalan sampai sekarang, dan itu liar.

Dia mengeluhkan sikap TNBTS yang tidak pernah serius menangani laporannya ini.

“Tiap kali disampaikan selalu jawabannya akan kita sampaikan dan akan kita tindaklanjuti, tapi tidak pernah terealisasi sampai sekarang," sambung dia. 

Menurut Imam, TNBTS terkesan memberi ruang kepada para perambah hutan untuk bisa menanam kentang di lahan tersebut.

“Sepemahaman kami, lokasi itu merupakan hutan konservasi yang tak boleh seenaknya melakukan perambahan atau alih fungsi di sana,” tambahnya.

Ia menyebut, setiap kali diberikan laporan dan masukan, TNBTS seringkali menyampaikan jawaban bahwa mereka ini keterbatasan personel. 

“Seharusnya itu bukan menjadi alasan. TNBTS harusnya memanggil mereka dan memintanya untuk menghentikan alih fungsi hutan menjadi tanam kentang,” paparnya. 

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved