Berita Blitar Hari Ini

Musala Penanda Dakwah Islam di Blitar Utara Sebelum Perang Diponegoro 1825-1830

Ajaran Islam menyebar di Blitar jauh sebelum Perang Diponegoro 1825-1830. Sekadar contoh, sudah ada Penghulu atau Pengulon di Kabupaten Srengat.

|
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yuli A
samsul hadi
Musala Attaqwa di Dusun Darungan, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (22/3/2024). 

Selain itu, lokasi musala juga bisa dibilang terpencil, cocok untuk bersembunyi. Dari jalur alternatif Kota Blitar-Kediri lewat Candi Penataran, lokasi musala masuk ke dalam perkampungan sejauh lebih kurang 3 kilometer.

Sampai sekarang, bangunan Musala Attaqwa juga masih berdiri kokoh. Bangunan musala sudah berupa tembok dengan atap gaya limasan.

Bagian atap musala mulai genteng, kayu reng dan kayu usuk masih asli sejak berdiri belum pernah diganti. "Ukuran gentengnya kecil-kecil, model genteng kuno," ujar Syaiful.

Dari depan, model bangunan musala terlihat seperi rumah lawas dengan teras minimalis gaya pelana persis di tangga masuk.

Posisi bangunan musala lebih tinggi dari tanah.  Sedang pintu masuk musala dibuat lebih pendek. Orang ketika masuk musala harus menundukkan kepala.

Di bagian dalam, juga tidak terdapat ornamen ukiran maupun kaligrafi. Hanya terdapat tempat imam salat. Di kanan kiri tempat imam salat terdapat ruang seperti kamar.

Sedang lantai musala sudah direnovasi menggunakan bahan dari keramik. Dulu, lantai musala masih berupa plesteran semen.

Syaiful menjelaskan, ada filosofi dari model bangunan Musala Attaqwa. Menurutnya, posisi lantai musala dibuat lebih tinggi dari tanah sebagai filosofinya biar lebih dekat dengan Allah saat beribadah.

Sedang pintu masuk dibuat lebih pendek agar orang yang masuk ke musala menundukkan kepala sebagai bentuk hormat masuk di tempat suci.

"Semua pintu di makam wali juga pendek, agar orang yang masuk ke makam menunduk sebagai bentuk hormat," katanya.

Syaiful mengatakan, dari dulu hingga sekarang, Musala Attaqwa masih berfungsi untuk salat jemaah dan khataman Alquran. Saat Ramadan, Musala Attaqwa juga digunakan untuk salah tarawih.

"Tapi, untuk pendidikan sudah tidak ada. Dulu, musala ini sempat jadi tempat pendidikan. Periode Mbah saya banyak santri dari luar desa seperti Jiwut, Patuk, Nglegok, Trenceng, yang ngaji di sini," katanya.

Pemberian nama Attaqwa pada musala juga baru dilakukan pada zaman orde baru. Ketika itu, ada pendataan tempat ibadah.

"Dulu, waktu orde baru, musala disuruh diberi nama, untuk pendataan. Sebetulnya tidak ada nama, hanya musala," ujarnya. (sha) 

Foto : Kondisi bangunan Musala Attaqwa di Dusun Darungan, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (22/3/2024). 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved