Breaking News

Berita Malang Hari Ini

Pedagang Oleh-oleh Khas Malang di Sanan Kewalahan Layani Tingginya Permintaan Jelang Lebaran

Pelaku industri oleh-oleh khas Kota Malang di Sanan, Kelurahan Purwantoro mulai kebanjiran permintaan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Karina (kanan) berada di toko yang ia kelola. Jelang Lebaran, ia mengaku permintaan dari pelanggan sangat tinggi, bahkan ia sempat menolak permintaan pelanggan karena keterbatasan tenaga dan stok. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pelaku industri oleh-oleh khas Kota Malang di Sanan, Kelurahan Purwantoro mulai kebanjiran permintaan.

Bahkan ada yang menolak pembelian karena stok telah habis dan tenaga pekerja tidak terjangkau.

Karina, pemilik Toko Karina Jaya yang telah memulai usaha sejak 1992 mengungkapkan, kenaikan permintaan pada tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.

Tingginya permintaan itu membuat ia kewalahan melayani konsumen.

Ia juga mengatakan bahkan banyak menolak permintaan dari pelanggannya yang datang. 

"Saya sampai menolak-nolak. Selain stoknya habis, ya tenaga juga terbatas. Kalau jelang Lebaran seperti ini, sudah sibuk sejak pagi," ujarnya, Senin (1/4/2024).

Kenaikan permintaan itu terjadi karena Karina mulai berjualan online sejak 2024, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jualan onlinenya banyak laku, bahkan sejak awal-awal puasa.

"Ya mereka pesan terlebih dahulu karena pengiriman barangnya kan membutuhkan waktu," ungkapnya.

Selain melayani pemesanan online, ia juga mulai menambah stok bahan jualan.

Sekalipun ada penambahan, namun juga terkadang kehabisan.

Tahun ini, Karina juga menjual hampers kue kering. Setiap hari, bisa terjual sebanyak 30 sampai 40 kotak.

Hampers kue kering mulai banyak dibutuhkan warga karena lebih sederhana.

Di dalam kotak terdapat sejumlah jenis kue kering yang cocok untuk sajian Lebaran.

"Pelanggan kebanyakan dari luar kota seperti Batu dan Kabupaten Malang," terangnya.


Tokonya buka mulai pukul 7 pagi hingga 5 sore. Karina mengatakan, intensitas jualan menjelang Lebaran selalu tinggi.

Hal itu sudah lumrah ia jalani. Ia pun bersyukur tahun ini pesanan pelanggan lebih tinggi. 

Harga juga mengalami kenaikan sekitar 10 persen.

Di tempatnya, orang banyak berburu keripik tempe. Olahan tempe diburu karena memang khas produksi kawasan Sanan.

Selain tempe, Karina juga memproduksi tempe sagu.

Kedua produk itu menjadi rekomendasi bagi pelanggan yang datang ke Toko Karina Jaya di Jalan Sanan No 18, Kota Malang.

Ia memperkirakan, geliat pembelian makanan oleh-oleh diperkirakan masih tinggi hingga selesai Lebaran.

Kondisi diperkirakan normal kembali ketika aktivitas sekolah dan kerja kembali seperti semula.

Di tempat terpisah, Rosda pemilik Usaha Dagang (UD) Sumber Rezeki yang juga berada di kawasan Sanan mengungkapkan penjualan kedelai justru mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi sejak puasa Ramadan. 

Banyak pelaku usaha olahan tempe memborong kedelai sebelum puasa.

Mereka telah mempersiapkan bahan untuk mengolah tempe ketika Ramadan dan Lebaran Idul Fitri tiba. 

Saat ditemui di tempat kerjanya, Rosda mengatakan tidak banyak yang terjual di tempatnya. UD Sumber Rezeki menjual kedelai, ragi dan LPG. 

"Puasa cenderung menurun karena sudah dibeli sebelum puasa. Pelaku usaha sudah menyiapkan stok," katanya.

Pun jelang Lebaran, ia mengatakan kalau penjualn kedelai tidak seramai hari-hari biasa.

Meskipun tidak membuka informasi berapa banyak penurunan penjualan, namun Rosda mengatakan stok kedelai di tempatnya masih banyak.

"Kedelai masih impor, dan ada kenaikan harga juga sebanyak Rp 300. Awalnya 1 Kg kedelai harganya Rp 10.500, kini menjadi antara Rp 10.700 dan Rp 10.800," katanya. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved