Berita Malang Hari Ini

Revitalisasi Terminal Arjosari Malang Jatim dengan Anggaran Rp 24 M, Akan Ada Lift di Terminal

Alokasi anggaran yang disiapkan untuk revitalisasi Terminal Arjosari berasal dari Kementerian Perhubungan RI. Nilainya mencapai Rp 24 miliar.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Kondisi lorong ruang tunggu lantai dua di Terminal Tipe A Arjosari yang terbengkalai. Ruang tunggu ini tidak digunakan sehingga terlihat kumuh. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Terminal Tipe A Arjosari akan mengalami revitalisasi.

Rencananya, revitalisasi itu akan berlangsung pertengahan 2024.

Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Arjosari, Maria Margareta mengatakan alokasi anggaran yang disiapkan untuk revitalisasi berasal dari Kementerian Perhubungan RI. Nilainya mencapai Rp 24 miliar.

Revitalisasi nanti rencananya akan mengubah bentuk bangunan yang berada di lantai dua ruang tunggu.

Selama ini, ruang tunggu tersebut tidak digunakan karena bocor dan akses yang melelahkan menuju lokasi.

Nantinya, direncanakan dibangun lift sehingga penumpang bisa naik ke lantai atas menggunakan lift tersebut.

"Lantai dua tidak digunakan sama sekali karena bocor. Tahun ini akan diperbaiki, ditambahi lift agar penumpang tidak capek naik tangga. Kalau ekskalator tidak mencukupi," ungkapnya. 

Nantinya direncanakan akan ada dua lift yang dioperasikan. Satu lift untuk naik, satunya untuk turun. Revitalisasi ini diharapkan bisa membuat calon penumpang lebih nyaman.

Ruang tunggu yang telah dibangun juga diharapkan bisa ditempati.

Selama ini, ruang tunggu yang berada di lantai dua tidak digunakan sama sekali.

Pada awal-awal pembangunan, ruang tunggu sempat digunakan. Terdapat kursi yang dipasang.

Saat ini, tidak ada kursi terpasang. Kondisi lantai dua juga kumuh dan bahkan pesing.

"Kami buka langsung jalur dari bawah sehingga tidak ada yang naik ke atas," katanya.

Fasilitas penunjang yang nyaman akan membuat calon penumpang senang.

Dalam sehari, rerata ada 2.500 penumpang yang berangkat dari Terminal Tipe A Arjosari.

Saat hari-hari tertentu seperti momen Lebaran, penumpang bisa tembus 6.000.

Kenyamanan penumpang ini juga diharapkan berdampak pada pelaku usaha yang berada di terminal.

Saat ini, ada beberapa kios di terminal yang tutup.

Maria mengatakan, banyak penumpang lebih memilih naik dari luar terminal sehingga kondisi di dalam tidak terlalu ramai.

Sepinya karena banyak yang di luar terminal sehingga warung juga sepi.

Nantinya setelah revitalisasi, penumpang bisa masuk di jalur yang sama dengan bus.

"Semua kendaraan masuk satu pintu, terus nanti ada jalur penyekat antara kendaraan pribadi dan angkutan," terangnya.

Penertiban terhadap perilaku pengangkutan penumpang sulit ditegakan.

Berulang kali dilakukan operasi atau razia, tidak membuahkan kedisiplinan yang baik sesuai aturan.

Maria menyatakan, sesuai aturan yang berlaku, penumpan hanya boleh naik dan turun di dalam terminal.

"Kami telah gelar penegakan aturan pada tanggal 5 hingga 18 April 2024, kami tilang. Kami ambil suratnya lalu bersidang di pengadilan, tapi begitu tidak ada operasi ya kembali lagi seperti semula," ujarnya.


Farida, seorang pedagang yang berjualan di terminal mengatakan sudah ada beberapa kios yang tutup.

Kios-kios yang tutup banyak berada di lorong tempat pemberhentian penumpang. 

Menurut Farida, tempat pemberhentian penumpang kurang ideal karena penumpang yang turun biasanya langsung keluar terminal.

Di sisi lain, kios-kios yang tutup itu karena jumlah penumpang yang masuk terminal tidak seramai dulu.

"Sekarang sepi penumpang, lebih banyak di luar. Turunnya di depan Taspen, kalau berangkat di depan pintu keluar terminal," kata Farida.

Kios-kios yang tutup itu terlihat sejak sebelum pandemi. Mereka sebelumnya berjualan makanan di kios-kios tersebut.

Farida sendiri memiliki kios yang berada di ruang tunggu.

"Kalau di sini aman karena orang menunggu di sini. Orang duduk-duduk di sini. Bahkan sampai malam," ujarnya.

Revitalisasi terminal nanti diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap para penumpang dan pelaku usaha di terminal.

Farida sudah memulai usaha di terimal sejak tahun 1990-an.

Ia melanjutkan usaha yang diawali oleh orangtuanya. Bahkan sekarang seorang anaknya membuka kios sendiri di dalam terminal. 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved